TIMES JAKARTA, JAKARTA – Enam negara Eropa, termasuk Prancis, secara resmi mengakui kedaulatan Palestina dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Senin (22/9/2025), menjelang sidang tahunan Majelis Umum PBB.
Prancis bersama Arab Saudi menjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Dalam kesempatan itu, Presiden Emmanuel Macron menyampaikan pengakuan resmi negaranya terhadap Palestina.
“Hari ini, saya menyatakan bahwa Prancis mengakui negara Palestina. Tanggung jawab kita adalah menjaga agar solusi dua negara tetap mungkin terwujud,” tegas Macron.
Selain Prancis, lima negara lain yang turut bergabung dalam langkah diplomatik ini adalah Andorra, Belgia, Luksemburg, Malta, dan Monako. Dengan demikian, jumlah negara anggota PBB yang mengakui Palestina kini mencapai 147 dari 193 anggota, atau lebih dari 80 persen komunitas internasional.
Tekanan Diplomatik pada Israel
Pengakuan ini semakin menambah tekanan internasional terhadap Israel yang masih melanjutkan serangan besar-besaran ke Gaza. Sejak serangan dimulai, lebih dari 65 ribu warga Palestina dilaporkan tewas dan sebagian besar wilayah Gaza luluh lantak.
Tahun lalu, Spanyol, Norwegia, dan Irlandia juga lebih dulu mengakui Palestina. Bahkan Spanyol turut menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas agresinya. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam pertemuan kali ini menyatakan, “Tidak mungkin ada solusi dua negara ketika salah satu bangsanya menjadi korban genosida. Atas nama kemanusiaan dan hukum internasional, pembantaian ini harus dihentikan.”
Dukungan dan Penolakan
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan kembali dukungannya pada solusi dua negara. Ia menegaskan bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah hak, bukan hadiah. “Negara Palestina adalah sebuah hak, bukan imbalan,” ujarnya, sekaligus menolak anggapan bahwa langkah itu merupakan bentuk penghargaan terhadap Hamas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, menyebut pengakuan ini sebagai langkah penting menuju perdamaian yang adil dan abadi. Ia menuding Israel terus melakukan agresi, baik di Gaza maupun Tepi Barat, serta menyerang negara-negara Arab dan Muslim, termasuk Qatar.
Di sisi lain, Israel dan Amerika Serikat menolak menghadiri pertemuan tersebut. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, bahkan menyebut forum itu sebagai “sirkus.” Washington, sekutu utama Israel, juga mengecam langkah negara-negara Eropa itu. Presiden AS Donald Trump menilai pengakuan terhadap Palestina sebagai “hadiah untuk Hamas.”
Palestina Sambut Dukungan
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang tak bisa hadir secara langsung karena ditolak visanya oleh pemerintah AS, menyampaikan apresiasi lewat video. “Kami menyerukan kepada negara-negara lain yang belum mengakui Palestina agar segera mengikuti langkah ini. Kami juga menuntut dukungan penuh agar Palestina bisa menjadi anggota resmi PBB,” tegas Abbas.
Kerangka pascaperang yang diusulkan Macron mencakup pembentukan International Stabilisation Force (ISF) yang akan membantu Otoritas Palestina mempersiapkan diri mengambil alih pemerintahan di Gaza. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |