TIMES JAKARTA, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan pemenuhan pasokan gas bumi untuk pasar domestik.

"SKK Migas berkomitmen untuk memastikan pasokan gas dari hulu untuk kebutuhan nasional aman," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, Rabu (8/5/2024) di Jakarta.

Produksi gas pada tahun 2023 meningkat sebesar 2,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

SKK Migas merencanakan peningkatan produksi gas di masa depan, didukung oleh proyek-proyek besar seperti Proyek Tangguh Train 3 dan Jambaran Tiung Biru (JTB), serta proyek-proyek lainnya seperti Geng North di Kalimantan Timur, Abadi Masela di Maluku, dan Asap Kido Merah (AKM) di Papua Barat.

Penemuan-penemuan cadangan gas baru, terutama di wilayah Andaman, juga menjadi faktor kontributor peningkatan produksi gas bumi Indonesia sesuai dengan rencana long term plan (LTP) SKK Migas.

Data terbaru mencatat bahwa lifting gas per Maret 2024 mencapai 5.367,7 billion british thermal unit per day (BBTUD). Dari jumlah tersebut, sekitar 77 persen dialokasikan untuk pasar domestik dan sisanya diekspor. Hal ini mencerminkan keamanan pasokan gas bumi untuk kebutuhan domestik.

Hudi juga menekankan pentingnya infrastruktur jaringan gas yang andal dan pasar yang memadai untuk mendukung pertumbuhan produksi gas di masa mendatang. Kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri midstream dan hilir, diharapkan dapat menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

SKK Migas menyoroti komitmen yang kuat dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi sumber daya gas secara optimal untuk mendukung ketahanan energi serta pertumbuhan ekonomi nasional. (*)