https://jakarta.times.co.id/
Berita

Donald Trump Berambisi Ingin Kanada dan Greenland Menjadi Negara Bagian AS

Selasa, 07 Januari 2025 - 18:30
Donald Trump Berambisi Ingin Kanada dan Greenland Menjadi Negara Bagian AS Trudeau saat makan malam dengan presiden terpilih AS, Donald Trump pada bulan Desember.(FOTO: CBC News)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Presiden terpilih AS, Donald Trump mengulang kembali sindirannya terhadap Greenland dan Kanada untuk dijadikan negara bagian AS yang ke 51.

Sindiran Trump itu disampaikan setelah Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengundurkan diri, Senin (6/1/2025) kemarin setelah berkuasa selama sembilan tahun.

Sementara anggota parlemen Greenland, Aaja Chemnitz, menulis di Facebook bahwa rakyat Greenland seharusnya mengatakan tidak terhadap sindiran presiden terpilih AS itu.

"Jangan biarkan Trump mengendalikan kampanye pemilihan Greenland dan membiarkan penduduknya menjadi pecundang dalam permainan itu," tulis Chemnitz.

Chemnitz menambahkan, bahwa sangat tidak masuk akal bahwa beberapa orang bisa begitu naif dan berpikir bahwa kebahagiaan tercipta hanya karena kita menjadi warga negara Amerika.

Donald Trump sering mengulang-ulang keinginannya yang sepertinya tidak masuk akal, bahwa AS harus mengambil alih Kanada bahkan juga Yunani, yang terakhir muncul beberapa jam setelah perdana menteri lama Justin Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya.

Justin Trudeau mengundurkan diri dengan alasan pertikaian internal dan pemerintahan yang tidak produktif.

"Negara ini layak mendapatkan pilihan yang nyata", kata Justin Trudeau.

Trump kemudian mengunggah di platform Truth Social miliknya, bahwa jika Kanada bergabung dengan AS: "tidak akan ada tarif, pajak akan turun drastis, dan mereka akan benar-benar aman dari ancaman Kapal-kapal Rusia dan China yang terus-menerus mengepung mereka".

Trump juga menambahkan, Amerika Serikat tidak bisa lagi menanggung defisit perdagangan dan subsidi besar-besaran yang dibutuhkan Kanada untuk tetap bertahan. Justin Trudeau mengetahui hal ini, dan mengundurkan diri.

Ini bukan kali pertama Trump berangan-angan menjadikan Kanada sebagai bagian dari AS.

Bulan Desember lalu, Trump mengklaim  bahwa "banyak" warga Kanada yang menginginkan kedua negara itu bergabung. Namun jajak pendapat Leger ternyata menunjukkan bahwa jumlahnya hanya sekitar 13%.

Justin Trudeau mengundurkan diri sebagai perdana menteri Kanada setelah banyak mendapat tekanan untuk mengundurkan diri.

Trudeau mengumumkan, ia mengundurkan diri sebagai perdana menteri sekaligus sebagai pemimpin partai Liberal yang berkuasa, dan akan mengadakan kontes kepemimpinan baru untuk menggantikannya.

Tetapi para kritikus berpendapat bahwa waktu yang dipilih Justin Trudeau mengundurkan diri tidak tepat, karena tinggal beberapa minggu sebelum Donald Trump dilantik sebagai presiden AS.

Donald Trump telah mengeluarkan ancaman  akan mengenakan tarif besar sebesar 25% pada barang-barang Kanada pada hari pertamanya berkuasa.

"Pengunduran diri ini berarti sangat sedikit yang bisa dilakukan Trudeau untuk menangkal ancaman tarif Trump," kata mantan duta besar Kanada untuk AS, David MacNaughton kepada CBC News pada hari Senin.

MacNaughton mengatakan, Justin Trudeau seharusnya mengambil langkah itu beberapa bulan lalu agar Kanada bisa bersiap menghadapi ancaman tarif Trump, yang menurut para ekonom akan merugikan ekonomi Kanada secara signifikan jika diberlakukan.

Greenland hebat 

Trump juga mengulangi klaimnya bahwa AS akan mengambil alih Greenland dalam sebuah postingan, Senin malam.

"Saya mendengar bahwa penduduk Greenland adalah 'MAGA'. Putra saya, Don Jr, dan beberapa perwakilan, akan bepergian ke sana untuk mengunjungi beberapa daerah dan pemandangan yang paling menakjubkan," kata presiden terpilih tersebut.

"Greenland adalah tempat yang luar biasa, dan masyarakat akan memperoleh manfaat yang luar biasa jika, dan ketika, tempat ini menjadi bagian dari Negara kita," tulis Trump saat putranya, Donald Trump Jr, bersiap untuk berangkat ke Greenland.

Penyiar Denmark, DR mengutip kepala Departemen Luar Negeri, Mininnguaq Kleist, bahwa kunjungan Trump Jr sifatnya pribadi dan tidak ada pertanyaan baginya untuk bertemu dengan pemerintah Greenland.

Pulau Atlantik Utara itu dulunya merupakan koloni Denmark hingga menjadi wilayah pemerintahan sendiri Denmark pada tahun 1979.

Pada bulan Januari, Perdana Menterinya, Mute Egede, mengulangi seruan agar pulau itu mengadakan referendum kemerdekaan.

PM Greenland mendorong kemerdekaan dari Denmark ditengah minat Donald Trump.

Egede belum mengomentari klaim terbaru Trump, tetapi pada bulan Desember mengatakan bahwa Greenland "tidak untuk dijual dan tidak akan pernah dijual."

Donald Trump pernah mengajukan klaim atas Greenland sebelumnya.

Saat mengumumkan pilihannya untuk duta besar AS di Denmark, ia menulis: "Demi tujuan Keamanan Nasional dan Kebebasan di seluruh Dunia, Amerika Serikat merasa bahwa kepemilikan dan kendali atas Greenland merupakan kebutuhan mutlak".

Dalam masa jabatan pertamanya, ia membatalkan rencana perjalanan ke Denmark pada Agustus 2019 setelah Perdana Menteri Denmark menolak gagasan AS mengambil alih pulau tersebut.

Greenland terletak di antara Samudra Atlantik dan Samudra Arktik dan merupakan rumah bagi pangkalan militer AS yang besar.

Donald Trump telah  mengulang beberapa kali dalam sindiran sindiran ditengah pidatonya tentang keinginannya menjadikan Greenland dan Kanada bagian dari negara Amerika Serikat. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.