TIMES JAKARTA, ACEH – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Aceh mulai menyalurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (29/11/2025).

“Semua peralatan dan air bersih kita bawa dari Banda Aceh ke Pidie Jaya dan hari ini sudah mengalir untuk warga di lokasi bencana,” kata Pejabat Pembuat Komitmen Tanggap Darurat BPBPK Aceh, Ismadi, kepada ANTARA.

Bantuan air bersih diangkut menggunakan enam mobil tangki dengan kapasitas 4.000 liter per unit. Untuk distribusi di titik pengungsian, BPBPK menyediakan 10 tandon air kapasitas 2.000 liter, yang penempatannya ditentukan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah.

Ismadi menjelaskan bahwa tim BPBPK telah menemukan sumber air layak minum di Pidie Jaya untuk pengisian ulang sehingga distribusi dapat dilakukan berkelanjutan. Hingga Sabtu, penyaluran baru menjangkau dua kabupaten, yaitu Pidie Jaya dan Pidie, karena akses transportasi dan komunikasi menuju wilayah bencana lainnya masih terputus.

Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut. Ia mengatakan warga sangat membutuhkan air bersih karena banyak sumur terendam lumpur pascabanjir bandang.

“Mudah-mudahan bantuan dari instansi dan lembaga lain bisa segera datang karena kondisi kita sangat kritis,” ujarnya.

Hasan Basri menuturkan banjir bandang pada 25 November menghancurkan sekitar 60 persen dari 220 desa di Pidie Jaya. Pemerintah daerah disebut sudah kewalahan menangani dampak bencana dan berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh.

“Kondisinya sangat kritis dan kami tidak mampu beban ini,” katanya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Jaya hingga Jumat (28/11) mencatat 90.000 jiwa terdampak, 12.000 jiwa mengungsi, serta korban jiwa mencapai 10 orang, sementara empat masih hilang dan 101 orang mengalami luka-luka.(*)