https://jakarta.times.co.id/
Berita

Fenomena Langit Langka Mei 2025: Hujan Meteor hingga Mars Menyapa Bulan

Rabu, 30 April 2025 - 10:19
Fenomena Langit Langka Mei 2025: Hujan Meteor hingga Mars Menyapa Bulan Meteor Eta Aquarids dan meteor kembar melintas di langit Half Dome, California, Yosemite National Park. Langit Bulan Mei 2025 akan menampilkan sejumlah peristiwa langit langka yang sayang untuk dilewatkan. (Foto: David Hoffman Photography)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – v class="-mb-(--composer-overlap-px) [--composer-overlap-px:24px] basis-auto flex flex-col grow overflow-hidden shrink">

Mei 2025 akan menjadi bulan penuh fenomena keajaiban langit. Catat tanggal-tanggal penting ini dan siapkan teleskop atau cukup pandangi langit malam untuk menyaksikan serangkaian fenomena langit yang menakjubkan.

Berikut ini panduan lengkapnya berdasarkan informasi dari astronom senior Almanac, Bob Berman.

1 Mei: Mars dan Gugus Bintang "The Beehive"

Awal bulan Mei menjadi momen terbaik untuk mengamati Planet Mars. Dari 1 hingga 6 Mei, Mars akan melintasi gugus bintang M44 yang dikenal sebagai “The Beehive” (sarang lebah) di rasi bintang Cancer. Puncaknya terjadi pada 3 Mei ketika Bulan juga akan berada dekat Mars di langit malam, menciptakan pemandangan langka di rasi Cancer si Kepiting.

4 Mei: Hujan Meteor Eta Aquarid

Pada dini hari 4 Mei, langit akan dihiasi hujan meteor Eta Aquarid, yang berasal dari debu Komet Halley. Menurut NASA, meteor-meteor ini melesat dengan kecepatan sekitar 238.000 km/jam saat memasuki atmosfer Bumi. Untungnya, fase Bulan hanya memasuki kuartal pertama, sehingga cahaya Bulan tidak mengganggu dan kondisi pengamatan hampir ideal.

12 Mei: Bulan Purnama "Flower Moon"

Bulan akan berada dalam fase purnama yang dikenal sebagai Flower Moon, menandai datangnya musim semi yang penuh warna. Nama-nama lain dari purnama ini antara lain Budding Moon, Planting Moon, dan Shedding Pony Moon—menunjukkan awal musim tanam dan mekar tumbuhan.

15 Mei: Kuartal Akhir Bulan dan Kembalinya Saturnus

Bulan akan memasuki fase kuartal akhir—terlihat setengah, namun hanya memancarkan sepersepuluh cahaya dibanding Bulan purnama, menjadikannya waktu terbaik untuk pengamatan bintang. Pada pagi yang sama, Saturnus akan muncul kembali sebagai “bintang pagi”, terlihat di sebelah kanan Venus yang semakin tinggi di langit timur setiap hari.

26 Mei: Bulan Baru dan Awal Musim Tanam

Malam 26 Mei pukul 23:02 (EDT), Bulan akan masuk fase Bulan Baru, yang berarti ia tidak terlihat di langit. Ini juga diyakini sebagai waktu terbaik untuk menanam bunga, buah, dan sayuran yang tumbuh di atas tanah. Pengaruh gravitasi Bulan diyakini meningkatkan kelembapan tanah dan memperbaiki proses perkecambahan—sesuai dengan tradisi Bertani Berdasarkan Fase Bulan.

31 Mei: Mars, Rasi Leo, dan Sabit Bulan

Menutup bulan, langit akan kembali menampilkan Mars yang kini berada di rasi bintang Leo. Saat malam tiba, Mars tampak meredup pada magnitudo 1,8 dan dapat dilihat dekat Bulan sabit tipis di langit barat.


Bonus: Waktu Matahari Terbit dan Terbenam

Menjelang akhir Mei, durasi siang akan bertambah menjadi sekitar 15 jam, naik dari 14 jam di awal bulan. Hari-hari akan terus memanjang hingga mencapai titik balik matahari musim panas (summer solstice) pada 20 Juni. (*)

Pewarta : Wahyu Nurdiyanto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.