https://jakarta.times.co.id/
Berita

Menag Nasaruddin Ungkap Pentingnya Ekoteologi, Kerukunan dan Penguatan Moderasi Beragama

Jumat, 14 November 2025 - 16:56
Luncurkan 3 Buku, Menag Nasaruddin Ungkap Pentingnya Ekoteologi, Kerukunan dan Penguatan Moderasi Beragama Menag Nasaruddin Umar usai peluncuran buku ekoteologi, peta jalan penguatan Moderasi Beragama dan Trilogi Kerukunan. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meluncurkan tiga buku tentang Ekoteologi, Peta Jalan Moderasi Beragama, dan Trilogi Kerukunan yang dilaksanakan oleh Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama (BMBPSDM Kemenag) pada Jumat (14/11/2025). 

Dalam peluncuran tersebut Menag Nasaruddin menekankan buku ekoteologi ini menjadi upaya membangun kesadaran global untuk memelihara dan merawat lingkungan, mengingat kondisi lingkungan yang semakin memburuk telah berdampak langsung pada kesehatan manusia. 

"Karena semakin sehat lingkungan ini, semakin besar pula kontribusinya bagi kesehatan manusia,” ucap Menag Nasaruddin saat memberikan keterangan persnya usai peluncuran buku. 

Selain buku ekoteologi, Menag Nasaruddin juga mengingatkan pentingnya buku Trilogi Kerukunan karena tanpa kerukunan, pembangunan yang dicapai tidak akan bermakna. “Karena itu, ekoteologi dan kerukunan menjadi bagian dari fungsi Kementerian Agama yang memiliki peranan besar,” ungkapnya. 

“Alhamdulillah, saat ini kita berada pada indeks kerukunan tertinggi sejak Indonesia ini berdiri. Maka dari itu, saya mengajak kita semua untuk terus merawat kerukunan ini,” ajaknya. 

Menag mengungkapkan merawat kerukunan dan merawat lingkungan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. “Kerukunan tanpa lingkungan yang sehat tidaklah sempurna, demikian pula lingkungan yang sehat tanpa kerukunan juga tidak ada artinya,” ungkapnya. 

Menurut Menag, hadirnya moderasi beragama ditambah dengan kurikulum cinta dapat semakin merawat kerukunan yang berdampak baik bagi lingkungan. 

“Inilah yang ingin kita sampaikan, bagaimana menciptakan kerukunan melalui moderasi beragama, yang nantinya akan diperkuat dengan kurikulum cinta. Artinya, bila setiap kebijakan kita didasari oleh cinta, maka kebijakan itu akan lebih konstruktif, produktif, dan mampu mempersatukan,” tegasnya. 

Dalam implementasinya, Menag menegaskan akan memasukan tentang kerukunan, ekoteologi dan moderasi beragama ke dalam kurikulum mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. 

“Kurikulum ini akan kita sebarkan, dan alhamdulillah apa yang kita kembangkan di Indonesia kini menjadi isu internasional. Bahkan Paus pun menilai betapa pentingnya menjadikan isu lingkungan sebagai isu kemanusiaan yang harus diprioritaskan,” tegasnya. D

Ia menerangkan, di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri sudah melihat pernyataan-pernyataan terakhir yang menunjukkan kesadaran besar akan pentingnya merawat lingkungan melalui bahasa agama. “Apakah ini mencontoh Indonesia, atau Indonesia yang menggali substansi kemanusiaan itu sendiri?. Yang jelas isu-isu yang disampaikan Bapak Presiden Prabowo Subianto di luar negeri kini tidak lagi hanya dilihat sebagai ekoteologi, kurikulum cinta, atau moderasi beragama,” tandasnya. 

Hadir mendampingi Menag Nasaruddin Umar, diantaranya Kepala BMBPSDM Kemenag M. Ali Ramdhani, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik Suparman, Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenag Faisal Ali Hasyim, Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad dan Dirjen Bimas Buddha Supriyadi. (*)

Pewarta : Ahmad Nuril Fahmi
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.