TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, bersama mahasiswa dan Rektor Perguruan Tinggi Negeri yang memiliki Fakultas Pertanian di seluruh Indonesia, menunjukkan optimisme tinggi dalam mencapai swasembada pangan yang menjadi target utama Presiden Prabowo Subianto.
Pada Senin, 24 Februari, Menteri Amran menggelar diskusi dengan 41 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dari berbagai universitas di Indonesia di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan).
Pertemuan ini bukan hanya sebagai ajang dialog, tetapi juga sebagai wadah untuk menampung harapan dan aspirasi para mahasiswa terkait masa depan pertanian Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran berbicara dengan penuh keyakinan tentang strategi besar pemerintah dalam membangun sektor pertanian. Para mahasiswa yang hadir terlihat antusias, tidak hanya menyimak, tetapi juga aktif bertanya dengan kritis.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka sepakat bahwa ketegasan dan komitmen Menteri Amran adalah kunci untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Muhammad Tafiqul Siregar, menyampaikan dukungannya terhadap kebijakan yang diterapkan Menteri Amran.
Menurut Tafiqul, keberanian dan transparansi dalam kepemimpinan sangat penting untuk membawa perubahan nyata. Ia yakin, di bawah kepemimpinan Mentan Amran, pertanian Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan.
""Beliau cukup tegas dan transparan. Saya percaya, di bawah kepemimpinan Pak Amran, pertanian Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan," kata Tafiqul, Senin (24/2/2025).
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
Tafiqul juga menambahkan bahwa sektor pertanian bukan hanya sekadar sektor ekonomi, tetapi juga fondasi bagi ketahanan bangsa. Oleh karena itu, ia berharap kebijakan yang diterapkan tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada pengembangan kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian.
Sementara itu, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, Nursolihin, menyoroti pentingnya respons cepat Menteri Amran dalam menghadapi masalah di sektor pertanian. Menurutnya, kepemimpinan yang tegas dan sigap sangat diperlukan dalam mengatasi tantangan sektor pertanian yang semakin kompleks.
Menurutnya, Menteri Amran sangat tegas dalam menangani masalah pertanian. Pihaknya berharap kebijakan swasembada pangan dapat menjadi solusi nyata dalam mengatasi krisis pangan di Indonesia.
Ketahanan Pangan di Daerah
Diskusi tersebut juga menjadi ruang bagi mahasiswa dari berbagai daerah untuk menyampaikan kondisi pertanian di wilayah mereka. Gregori, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana dari Nusa Tenggara Timur (NTT), mengungkapkan tantangan ketahanan pangan di daerahnya yang memerlukan kebijakan yang lebih berpihak pada petani lokal.
"Sebagai anak NTT, saya berterima kasih karena aspirasi mahasiswa dan masyarakat bisa didengar serta diimplementasikan dalam kebijakan pertanian nasional," ungkap Gregori.
Alwi Sofyan, perwakilan dari Institut Pertanian STIPER Yogyakarta, menambahkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga mencakup distribusi dan akses yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan program swasembada pangan, Alwi berharap bahwa Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dalam sektor pangan. Pihaknya berharap sektor pertanian Indonesia semakin maju dan distribusi pangan menjadi lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
SDM Unggul untuk Ketahanan Pangan
Sebelum bertemu dengan mahasiswa, Menteri Amran terlebih dahulu bertemu dengan Rektor dan Ketua Himpunan Alumni Universitas se-Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto turut hadir dan memberikan dukungan terhadap upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul yang dapat mendukung kemajuan sektor pangan.
Brian Yuliarto menyampaikan bahwa sektor pendidikan memainkan peran krusial dalam mencetak SDM yang berkualitas untuk mendukung pembangunan sektor pangan.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) untuk mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.
"Industri pangan memerlukan SDM yang berkualitas, dan melalui sinergi ini, kita dapat menghasilkan SDM yang kompeten dan siap mengatasi tantangan di sektor pangan," kata Brian Yuliarto. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |