TIMES JAKARTA, JAKARTA – Korban meninggal akibat gempa bumi di Maroko hingga sore ini waktu Indonesia bagian Barat tembus 820 orang dan yang terluka bertambah menjadi 672 orang.
"Gempa bumi kuat berkekuatan 6,8 SR, Jumat (8/9/2023) malam, mengguncang Maroko tengah, dan menyebabkan sedikitnya 820 orang meninggal dunia," kata Kementerian Dalam Negeri Maroko, Sabtu (9/9/2023).
Survei Geologi AS menyebutkan, pusat gempa di Maroko berada di Pegunungan Atlas Tinggi, 71 kilometer (44 mil) barat daya wilayah Marrakesh, pada kedalaman 18,5 km.
Gempa di Maroko tadi malam terjadi pada pukul 23:11 waktu setempat (22:11 GMT) pada hari Jumat. Sekitar 19 menit kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 4,9.
"Banyak orang meninggal dunia di Marrakesh, dan beberapa daerah di selatan Maroko," kata kementerian itu.
Di Marrakesh, kota besar terdekat dengan pusat gempa, warga memilih bermalam di alam terbuka karena takut pulang.
Bangunan di kota tua yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO itu mengalami kerusakan.
Sebuah menara masjid runtuh di Lapangan Jemaa al-Fna, jantung kota tua Marrakesh.
Petugas berpacu dengan waktu melakukan penyelamatan dengan menggali puing-puing bangunan yang roboh untukencari korban terjepit.
"Semuanya atas kehendak Tuhan, namun kami mengalami kerugian besar," kata salah seorang warga, Miloud Skrout.
Sekitar 150 orang, sebagian besar adalah kerabat korban luka, menunggu di luar rumah sakit setempat.
Sebagian besar lagi berasal dari daerah pegunungan di luar kota karena rumah sakit setempat tidak mempunyai kapasitas untuk merawat korban luka serius.
"Saya masih tidak bisa tidur di rumah karena guncangan dan juga karena kota tua terdiri dari rumah-rumah tua,” kata Jaouhari Mohamed, warga kota tua Marrakesh yang menggambarkan pemandangan putus asa ketika orang-orang melarikan diri demi keselamatan.
"Jika ada yang jatuh, maka yang lain akan roboh," ujarnya lagi.
Seorang turis Australia bernama Tri mengatakan ruangan itu mulai bergetar. "Kami hanya mengambil beberapa pakaian dan tas kami lalu berlari keluar," katanya sambil memegang bantal di bawah lengannya.
Kementerian Dalam Negeri mendesak agar masyarakat tetap tenang, dan mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa gempa telah melanda provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.
Kemungkinan Masih Meningkat
Para ahli memperingatkan jumlah korban yang meninggal dunia 'kemungkinan meningkat secara signifikan'
"Jumlah orang yang meninggal dunia dalam gempa bumi tadi malam telah meningkat menjadi 820 namun akan terus meningkat," kata para ahli.
Ratusan orang terluka, termasuk lebih dari 200 orang dalam kondisi kritis. Namun tim penyelamat masih berusaha mengakses desa-desa terpencil di Pegunungan Atlas tempat pusat gempa berada.
Joanna Faure Walker, profesor geologi gempa di University College London, mengatakan: "Ketika gempa bumi terjadi pada malam hari (terjadi pada pukul 23.00), masyarakat bisa menjadi sangat rentan.
"Keluar dari rumah mereka dan menelusuri puing-puing dalam kegelapan menambah risiko cedera dan terjebak," katanya.
"Jumlah korban jiwa awal kemungkinan akan meningkat secara signifikan karena terbatasnya informasi awal dan upaya penyelamatan yang sedang berlangsung," tambahnya
Prof Walker, Bill McGuire, profesor geofisika dan bahaya iklim mengatakan jumlah korban meninggal dunia kemungkinan akan meningkat menjadi ribuan setelah diketahui lebih lanjut.
"Ketika gempa bumi dahsyat jarang terjadi, bangunan-bangunan tidak dibangun dengan cukup kokoh untuk menahan guncangan tanah yang kuat, sehingga banyak bangunan runtuh yang mengakibatkan banyak korban jiwa," tambahnya.
Gempa paling mematikan yang pernah terjadi di Maroko, terjadi di dekat kota Agadir pada tahun 1960, begitu dahsyatnya sehingga menyebabkan perubahan peraturan pembangunan di negara tersebut.
Namun banyak bangunan terutama rumah-rumah di pedesaan di Maroko seperti yang paling parah terkena dampak pada Jumat malam, masih belum mampu menahan guncangan gempa bumi tersebut.(*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |