Berita

Aktivis Lingkungan Ingatkan Bahaya Air Galon Air Kemasan

Rabu, 20 Januari 2021 - 18:51
Aktivis Lingkungan Ingatkan Bahaya Air Galon Air Kemasan Minuman botol kemasan. (foto: iStock)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Ecoton, organisasi lingkungan Indonesia menolak dalam penggunaan plastik sekali pakai termasuk galon air, karena selain akan menghabiskan sumber daya alam, juga terdapat potensi dengan hadirnya mikroplasik.

Menurut penelitian Andreas Agus Kristanto Nugroho yang melihat produsen air kemasan galon sekali pakai seperti mencari kesempatan untuk menggunakan momentum pandemi Covid-19 dengan mengatakan produk mereka lebih hygenis.

“Produsen galon sekali pakai ini telah melakukan greenwashing seolah-olah dia peduli lingkungan, tapi ternyata ketika ditelusuri lebih lanjut itu hanya klaim mereka supaya produk galon sekali pakai ini dibeli masyarakat. Padahal kalau karena masalahnya hygienis, galon guna ulang hygienis kok,” katanya di Jakarta, Rabu (20/1/20).

Dirinya mempunyai pandangan bahwa cara untuk mengurangi sampah plastik dengan reduce (mengurangi) penggunaan plastik kemudian reuse (menggunakan secara berulang) dan jika sudah itu baru mendaur ulangnya kembali (recycle).

Dirinya menilai, kehadiran galon sekali pakai ini menunjukkan progam pengelolaan sampah yang digerakkan pemerintah selama ini melalui 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi sia-sia. “Karena, dengan mengijinkan galon sekali pakai ini beredar di masyarakat,  pola pikirnya masih mendahulukan recycle,” terangnya.

Sedangkan untuk alasan produsen galon sekali pakai yang menganggap bahwa kemasannya masih bisa di-recycel menurutnya tidak bisa dibenarkan karena belum ada rekam jejak dalam daur ulang.

“Meskipun bisa di daur ulang pasti galon sekali pakai ini tetap akan menambah banyak mikroplastik yang dilepas ke alam. Potongan-potongan plastik itu berpotensi menjadi transporter bahan-bahan berbahaya yang ada di lingkungannya. Karena plastik itu adalah zat kimia, maka bisa mengganggu kesehatan manusia. Jadi kalau yang lebih didahulukan itu daur ulang atau recycle-nya, kita menganggap itu adalah penyelesaian masalah sampah plastik yang salah. Langkah itu tidak akan mengurangi sampah yang kita hasilkan. Tapi kadang-kadang kita terbalik, yang diutamakan itu recycle-nya seperti yang dilakukan produsen galon sekali pakai yang ditolak kehadirannya oleh para aktivis lingkungan,” ujar Andreas Agus Kristanto Nugroho.

Andreas bahkan menyarankan agar pemerintah mengubah defenisi sirkular ekonomi. Menurutnya, sirkular ekonomi bukan hanya dalam bentuk ekonomi semata, tapi bagaimana masyarakat juga bisa bertanggung jawab dengan pola konsumsi mereka. Maka ketika masyarakat sadar bahwa yang dikonsumsinya itu menjadi sampah, maka mereka tidak harus mengulangi pemakaian terhadap produk itu.

Saat ini hanya 20% saja dari sampah plastik itu yang benar-benar bisa di-recycle dan sisanya 80% adalah downgrade atau sudah tercemar. Kehadiran galon air kemasan sekali pakai ini bisa dipastikan akan menambah sampah plastik yang ada di Indonesia dan lebih membahayakan lingkungan.(*)

Pewarta : Joko Wiyono
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.