TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menetapkan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Barat sebagai fokus prioritas dalam upaya pengentasan stunting. Alasan pemilihan ini adalah NTT memiliki prevalensi stunting tertinggi, sedangkan Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terpadat.
“Secara daerahnya Jawa Barat dan NTT karena memang kita prioritaskan. NTT karena prevalensi stuntingnya memang tinggi, Jawa Barat karena jumlah penduduknya paling banyak,” jelas Wihaji dalam Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) Collaboration Summit 2025 di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di NTT mencapai 37 persen, yang tertinggi di Indonesia. Secara nasional, angka stunting berada di 19,8 persen, masih di atas target WHO sebesar 18 persen.
Untuk mempercepat penurunan, BKKBN meluncurkan Program Genting yang menawarkan empat menu intervensi bagi orang tua asuh untuk dipilih:
-
Memberikan asupan gizi
-
Menyediakan air bersih
-
Memberikan edukasi
-
Menyediakan sanitasi
Hingga saat ini, program Genting telah mendistribusikan 1,5 juta paket bantuan dengan melibatkan lebih dari 301.407 mitra. Wihaji menekankan bahwa ketahanan keluarga dimulai dari penurunan stunting. “Jika kita bisa menjamin penurunan stunting merata di seluruh wilayah, maka keluarga Indonesia akan bahagia,” pungkasnya.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: NTT Tertinggi, Jabar Terpadat: Dua Provinsi Ini Jadi Fokus Utama Penurunan Stunting 2025
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Faizal R Arief |