Berita

Aksi Teatrikal Aremania di Malang, Sindir Tanggungjawab Penembak Gas Air Mata, Petinggi Klub, dan PSSI

Minggu, 27 November 2022 - 15:38
Aksi Teatrikal Aremania di Malang, Sindir Tanggungjawab Penembak Gas Air Mata, Petinggi Klub, dan PSSI Aksi teatrikal yang menggambarkan kejadian Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 di persimpangan Jalan Besar Ijen Kota Malang, Minggu (27/11/2022). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES JAKARTA, MALANG – Ada yang berbeda dari aksi turun jalan ratusan Aremania di kawasan persimpangan Jalan Besar Ijen Kota Malang, Minggu (27/11/2022).

Selain mereka menuntut keadilan dengan bentangan berbagai spanduk dan poster, ada juga aksi teatrikal yang menggambarkan bagaimana gas air mata ditembakkan hingga jatuhnya banyak korban.

Di mulai dengan bentangan garis polisi yang disiapkan berbentuk persegi empat di tengah persimpangan, lalu adapun sejumlah flare yang juga mulai di nyalakan hingga ditempatkan beberapa balon di sudut-sudut garis.

Teatrikal-Aremania-2.jpg

Terdapat tiga orang yang melakukan aksi teatrikal tersebut, satu menyalakan flare dan membawa poster bertuliskan "Malang Kucecwara", satu orang melakukan orasi sembari meletuskan sejumlah balon dan satu orang lagi mengenakan baju hazmat.

Dalam aksi tersebut, salah satu orang sebelum meletuskan balon yang berisi tinta warna merah tersebut sempat berteriak, "Pengkhianat perjuangan!", serta "Kalian kemana!".

Hal itu pun tentu menyindir sejumlah pihak yang harusnya turut mengawal hingga bertanggungjawab atas jatuhnya ratusan korban dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.

Salah satu Aremania bernama Gotawa saat menonton aksi teatrikal tersebut menyebutkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa keadilan hingga saat ini masih tertutup rapat.

Aksi tersebut menunjukkan bagaimana para penembak gas air mata yang hingga saat ini masih bersembunyi, tanggungjawab dari federasi PSSI hingga hilangnya pihak klub Arema FC yang sejauh ini hanya diam saat ribuan suporternya turun aksi sendiri mencari keadilan.

"Ini seperti tuntutan kita semua, yakni yang paling bertanggungjawab dan para penembak gas air mata harus diadili. Makanya, kita menuntut penambahan tersangka, tapi buktinya sampai sekarang belum terlihat," ujar Gotawa, Minggu (27/11/2022).

Saat aksi teatrikal berjalan, kepulan asap dari flare yang dinyalakan pun menjadi pertanda bagaimana asap gas air mata yang kala itu mengepung ribuan suporter tak bersalah saat berada di tribun penonton.

Ratusan Aremania pun serentak berteriak "Usut Tuntas!", serta "Kami selalu ada dan berlipat ganda!".

Teatrikal-Aremania-3.jpg

"Kita tidak akan diam saja, selama keadilan belum terpenuhi, kita akan selalu berlipat ganda dan akan selalu turun ke jalan untuk mencari keadilan," tegasnya.

Tak lupa, aksi ini juga sebagai tuntutan kedapa federasi PSSI yang diketahui hingga kini belum menjalankan rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

"Seluruh rekomendasi TGIPF juga harus segera dijalankan," imbuhnya.

Kemudian, saat turun hujan sekitar pukul 13.00 WIB dari pantauan lapangan, massa aksi pun tetap berada di persimpangan dengan memblokade jalan.

Terlihat juga sejumlah anggota satpol PP Kota Malang mencoba membantu mengarahkan para pengendara yang terjebak kemacetan untuk bisa mencari jalan alternatif lain.

Adapun sejumlah tuntutan dalam aksi tersebut, diantaranya soal penambahan tersangka, penambahan pasal pembunuhan hingga meminta rekontruksi ulang yang dimana rekonstruksi yang digelar di Polda Jatim tak ada peragaan soal penembakan gas air mata ke arah Tribun.

"Kita turun ke jalan biar cepat selesai keadilan korban dan ada tanggungjawab dari pihak-pihak yang terlibat, seperti penembak gas air mata. Satu Aremania sakit, semua Aremania ikut sakit," tandas Aremania asal Mergan Kota Malang bernama Feri. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.