https://jakarta.times.co.id/
Berita

Melihat Keunikan Tradisi Keboan Aliyan, Upacara Kesurupan "Kerbau" Massal di Banyuwangi

Minggu, 31 Juli 2022 - 20:59
Melihat Keunikan Tradisi Keboan Aliyan, Upacara Kesurupan "Kerbau" Massal di Banyuwangi Warga Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, kerasukan roh leluhur dalam tradisi Keboan. (Foto: Laila Yasmin/TIMES Indonesia)

TIMES JAKARTA, BANYUWANGI – Sedari pagi, jalan utama Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi terlihat padat merayap. Baik warga asli Aliyan maupun wisatawan yang tumpah ruah dan berkerumun menjadi satu. Ribuan orang itu bersiap diri untuk melihat tradisi keboan Aliyan, Minggu pagi (31/7/2022).

Pagi itu mereka menggelar selamatan kampung sebelum memulai ritual adat Keboan Aliyan. Tak selang lama seusai selamatan dan makan bersama di sepanjang jalan desa.

Sejumlah petani dan warga yang mengenakan atribut seperti halnya binatang kerbau mulai mengalami kehilangan kesadaran. Dalam kepercayaan setempat, mereka disebut kerasukan roh leluhur.

Desa-Aliyan-b.jpg

Diiringi dengan musik gamelan dan replika kerbau mereka diarak untuk mengelilingi kampung dan menuju ke titik kumpul yakni kantor desa.

Para petani yang menjadi "kerbau" berkeliling desa mengikuti empat penjuru mata angin. Saat itu juga, para "kerbau" itu melakukan ritual layaknya siklus bercocok tanam, mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi.

Uniknya mereka juga berkubang, bergumul di lumpur, dan bergulung-gulung di sepanjang jalan yang dilewati. Saat berjalan pun di pundak mereka terpasang peralatan membajak. 

Ada dua kelompok warga yang arak-arakan keboan Aliyan. Dari sisi timur kantor desa berasal dari warga Dusun Krajan. Lalu disusul kemudian oleh rombongan dari Dusun Sukodono. Masing-masing menggelar atraksi di depan para tamu undangan di halaman kantor desa.

"Ini merupakan tradisi permohonan kami kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga desa kami selalu dihindarkan dari berbagai mala petaka dan diberikan keselamatan serta melimpahnya hasil panen," kata Kepala Desa Aliyan, Anton Sujarwo.

Desa-Aliyan-c.jpg

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut menyaksikan Keboan Aliyan mengapresiasi keguyuban warga. Menurutnya dengan kegiatan komunal yang guyub tersebut akan menjadi modal dasar pembangunan.

"Keguyuban warga Aliyan dalam melaksanakan acara ini adalah perwujudan semangat gotong royong. Dengan gotong royong, saya yakin akan membawa kemajuan bagi semua," ungkap Ipuk.

Ipuk mengharapkan kegiatan Keboan Aliyan dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Sehingga akan dapat memberikan kontribusi dalam perputaran ekonomi masyarakat setempat.

"Semoga penyelenggaraannya semakin baik dan ditata lebih kreatif sehingga menjadi daya tarik wisata yang lebih," harapnya.

Keboan Aliyan sendiri dirangkai dengan berbagai kegiatan pendukung lain. Seperti pagelaran wayang, janger hingga pasar rakyat. "Kita siapkan acara ini menjadi pesta rakyat. Tidak hanya bagi masyarakat Aliyan, tapi bagi seluruh masyarakat yang hendak hadir ke desa kami," imbuh Anton.

Keboan Aliyan yang konon dilaksanakan sejak era kerajaan Blambangan ini merupakan warisan Buyut Wongso Kenongo. Buyut Wongso Kenongo sendiri dimakamkan di Dusun Cempokosari, Desa Aliyan. Ritual ini rutin dilaksanakan oleh masyarakat setempat yang berkultur Osing setiap memasuki bulan Suro dalam penanggalan Jawa. (*)

Pewarta : Laila Yasmin
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.