https://jakarta.times.co.id/
Berita

Fosil Naga Kematian Ditemukan di Argentina

Rabu, 25 Mei 2022 - 16:25
Fosil Naga Kematian Ditemukan di Argentina Bandingkan bila pterosaurus itu ada dan hidup dengan manusia berdiri. Tubuhnya sepanjang bus sekolah kuning. (FOTO: Universidad Nacional de Cuyo)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Fosil reptil terbang besar Pterosaurus yang dijuluki 'Naga Kematian' yang diperkirakan hidup bersama Dinosaurus 86 juta tahun yang lalu, ditemukan di Argentina.

Ini adalah pterosaurus terbesar, spesies yang diperkirakan pernah hidup bersama Dinosaurus di Amerika Selatan karena memiliki panjang 30 kaki atau 9 meter.

Pterosaurus adalah reptil yang menguasai langit selama periode itu, serta makhluk pertama yang bisa terbang setelah serangga, menurut National Geographic.

Mereka memiliki tulang berongga, otak besar dengan lobus optik yang berkembang, dan banyak puncak pada tulang mereka yang lekatkan di otot terbang.

Pterosaurus sempat 'menaklukkan' semua benua karena mereka tidak memiliki pesaing di langit. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan beragam bentuk dan ukuran.

"Terkecil yang pernah kami temukan berukuran sedikit lebih besar dari burung pipit, sedangkan yang terbesar adalah Pterosaurus sepanjang 40 kaki (12 meter) yang lebih lebar dari pesawat tempur F-16," kata para ahli itu.

Dengan penemuan baru ini, para ilmuwan sekarang tahu bahwa Naga Kematian, atau Thanatosdrakon amaru yang baru ditemukan itu adalah Pterosaurus terbesar yang pernah ditemukan di Amerika Selatan. Ini juga salah satu vertebrata terbang terbesar yang diketahui pernah ada.

Para peneliti mengatakan, 'binatang buas' itu kemungkinan jadi pemangsa yang menakutkan karena berburu mangsanya dari langit prasejarah. 

Diperkirakan spesies yang menakutkan ini hidup setidaknya 20 juta tahun sebelum jatuhnya asteroid di tempat yang sekarang menjadi semenanjung Yucatan di Meksiko yang memusnahkan sekitar tiga perempat kehidupan di planet ini 66 juta tahun yang lalu.

Sebuah tim ahli Paleontologi menemukan fosil Thanatosdrakon amaru yang baru itu di pegunungan Andes, provinsi Mendoza Barat, Argentina. 

Pemimpin proyek, Leonardo Ortiz mengatakan, karakteristik fosil yang belum pernah terlihat sebelumnya ini membutuhkan nama genus dan spesies baru, dengan yang terakhir menggabungkan kata Yunani kuno untuk kematian (thanatos) dan naga (drakon).

"Tampaknya tepat untuk menamakannya seperti itu," kata Ortiz, dari Universitas Nasional Cuyo di Mendoza.

Sekitar 40 tulang dan fragmen fosil reptil terbang besar yang dijuluki 'Naga Kematian' di Argentina ini, kini telah digali oleh tim ahli Paleontologi. 

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Widodo Irianto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.