TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru dalam Ilmu Komunikasi menyoroti pentingnya loyalitas dalam menentukan pilihan pemilih muda dalam konteks pemilihan umum. Dalam penelitian berjudul “Pemilih Muda yang Minim Logika,” yang dilakukan oleh Danu Eko Pranoto dengan bimbingan Maulina Pia Wulandari, Ph.D., ditemukan bahwa loyalitas seringkali mengalahkan pertimbangan rasional, terutama di kalangan Generasi Z pada Pemilu Pilpres 2024.
Menurut Maulina Pia Wulandari, Ph.D., generasi muda cenderung kurang rasional dalam memutuskan perilaku politik mereka. Preferensi pribadi seringkali lebih dominan daripada pertimbangan rasional. Hal ini tercermin dalam siklus pemilihan umum di Indonesia, di mana banyak pemilih generasi muda terpengaruh oleh loyalitas terhadap kandidat tanpa mempertimbangkan secara mendalam kualitas dan keunggulan yang dimiliki oleh kandidat tersebut.
Danu menambahkan bahwa generasi muda sangat terkait dengan teknologi, terutama internet dan media sosial. "Kampanye politik yang menggunakan media digital memiliki dampak yang signifikan," ucapnya, dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (28/2/2024).
Danu memberikan contoh sukses kampanye “gemoy effect” oleh tim kampanye Prabowo – Gibran. Namun demikian, popularitas kandidat tidak begitu mempengaruhi keputusan pemilih muda.
Penelitian ini melibatkan survei terhadap pemilih dari generasi muda (Millennial dan GenZ) di wilayah provinsi se-Pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa loyalitas merupakan faktor utama yang mempengaruhi niat memilih, diikuti oleh persepsi terhadap kualitas kandidat. Meskipun popularitas kandidat tidak memiliki pengaruh yang signifikan, pilihan elektoral dari pengikut public figure tertentu akan dipengaruhi oleh pilihan dari figure yang mereka gemari.
Pemilu 2024 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024 – 2029 sudah terlaksana. Per Februari 2024, hasil real count sementara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan pasangan kandidat Capres dan Cawapres Prabowo – Gibran
mengungguli perhitungan suara, kemudian disusul oleh kandidat Anies – Muhaimin serta Ganjar – Mahfud. Hasil ini tentu tidak terlepas dari peran pemilih muda (Millennial dan GenZ) yang menyumbang 56,45 % dari suara pemilih nasional.
Banyak pakar berpendapat bahwa Pemilu 2024 adalah Pemilu yang sangat relevan bagi anak muda. Ketika seseorang memiliki loyalitas terhadap merek tertentu, kemungkinan besar mereka akan mengabaikan sisi negatif dari merek tersebut. Hal ini juga berlaku ketika kita mengevaluasi kandidat politik. Jika kita loyal pada tokoh tertentu, kita cenderung menganggap tokoh tersebut memiliki kualitas dan sesuai dengan keinginan kita. Sayangnya, logika kita seringkali tidak mampu mengendalikan emosi kita, dan kita akan mengikuti keputusan tokoh tersebut tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Efek loyalitas ini tidak hanya berdampak pada kandidat yang bersaing dalam pemilihan, tetapi juga pada tokoh-tokoh yang terkait dengan kandidat tersebut. Dengan kata lain, pilihan elektoral dari pengikut tokoh publik tertentu akan dipengaruhi oleh preferensi tokoh yang mereka gemari.
Media sosial, dengan algoritmanya, sering membatasi akses pemilih muda terhadap informasi yang beragam. Akibatnya, rasionalitas dalam mengevaluasi kualitas kandidat menjadi terbatas. Oleh karena itu, penting bagi pemilih muda untuk menyadari betapa pentingnya mengesampingkan emosi dan mempertimbangkan secara rasional kualitas kandidat selama proses pemilihan.
Penelitian ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang dinamika pemilihan umum di Indonesia, terutama peran loyalitas dan rasionalitas dalam pengambilan keputusan politik. Generasi muda perlu memahami bahwa dengan mengesampingkan emosi saat mengevaluasi kandidat, mereka dapat menjadi pemilih yang lebih rasional dan bukan sekadar pemilih muda yang minim logika. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi pemilih muda, diharapkan partisipasi pemilih akan lebih rasional dan terinformasi dalam proses demokrasi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Peran Loyalitas dalam Pemilihan Pemilih Muda pada Pemilu 2024
Pewarta | : |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |