TIMES JAKARTA, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang diusung pemerintah Presiden Prabowo Subianto di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Senin (4/8/2025).
Kegiatan PKG Kemenag dan Kemenkes yang diikuti 830 santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dari berbagai satuan pendidikan, seperti MA, Ma’had Aly, Madrasah Diniyah, dan Ma’had Aitam, ini merupakan bentuk perhatian negara terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, termasuk santri di pesantren.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yang hadiri didampingi pejabat Kemenag dalam PKG di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menegaskan bahwa menjaga kesehatan merupakan bagian dari ajaran agama Islam yang sangat fundamental.
Menurutnya, banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan, seperti anjuran untuk mengonsumsi makanan yang halalan thayyiban, tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum, serta pentingnya menjaga kebersihan sebagai bagian dari syarat sah ibadah.
“Menjaga kebersihan dan kesehatan bukan hanya soal duniawi, tapi juga bagian dari ibadah. Bahkan menjaga jiwa (hifdzun nafs) menjadi salah satu maqashidus syariah,” ujar Menag Nasaruddin Umar.
Menag kegiatan PKG ini sangat penting agar para santri bisa terus belajar dalam kondisi fisik yang sehat karena kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak cukup hanya ditopang oleh kecerdasan dan akhlak, tetapi juga harus dibarengi dengan kesehatan fisik.
“Program ini adalah upaya strategis membentuk SDM unggul masa depan. Sebab kecerdasan tidak akan optimal jika kondisi tubuh tidak sehat. Maka, mari kita jadikan program PKG ini sebagai pengingat untuk semakin peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan sekitar,” imbuhnya.
Tak Bisa dianggap Sepele
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag Amien Suyitno mengungkapkan dibawah koordinasi Kemenag, terdapat lebih dari 352 ribu lembaga pendidikan keagamaan Islam dengan total santri mencapai lebih dari 12,7 juta jiwa. Dari jumlah itu, terdapat lebih dari 42 ribu pesantren dengan sekitar 4,6 juta santri.
“Ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap kesehatan santri tidak bisa dianggap sepele. Pemeriksaan rutin seperti ini menjadi kebutuhan yang penting dan mendesak,” ungkap Dirjen Pendis Kemenag Amien Suyitno.
Ia juga memaparkan meskipun di Pesantren Ashiddiqiyah Jakarta telah memiliki Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) aktif yang menjalankan fungsi pelayanan kesehatan dasar, edukasi hidup bersih, dan pemantauan kesehatan santri.
“Keberadaan Poskestren ini perlu terus mendapatkan pembinaan dari Kementerian Kesehatan agar layanannya sesuai standar dan bisa menjangkau kebutuhan dasar kesehatan para santri. Kami mengajak semua pihak, khususnya Kemenkes, untuk bersinergi melakukan pembinaan dan pendampingan berkelanjutan,” papar Suyitno.
Dirjen Pendis juga menekankan pentingnya memperluas cakupan program PKG ke lebih banyak pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya.
“Kegiatan seperti ini bukan hanya bentuk pelayanan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk mencetak generasi santri yang sehat, cerdas, dan peduli terhadap kebersihan lingkungan. Dukungan lintas kementerian sangat kami butuhkan agar gerakan pesantren sehat dan ramah lingkungan bisa tumbuh dan menjadi gerakan nasional,” tandasnya.
Dalam kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dilakukan juga pemeriksaan kebugaran bagi para santri melalui sistem informasi pengukuran kebugaran (SIPGAR) dengan metode rockport. (*)
Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |