https://jakarta.times.co.id/
Berita

Pertempuran Thailand-Kamboja Meluas

Selasa, 09 Desember 2025 - 16:42
Pertempuran Thailand-Kamboja Meluas Warga beristirahat di sebuah tempat penampungan, menyusul bentrokan militer baru antara Thailand dan Kamboja di sepanjang perbatasan yang disengketakan, di Provinsi Buri Ram, Thailand, pada hari Senin. (FOTO: Bangkok Post/Reuters)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pertempuran dua negara Asia Tenggara, Thailand dan Kamboja kembali berkobar bahkan menyebar di sepanjang perbatasan yang disengketakan mereka.

Thailand mengatakan pada hari Selasa tadi, bahwa mereka akan bersikap mengusir pasukan Kamboja dari wilayahnya.

Masing-masing pihak saling menyalahkan atas bentrokan tersebut, dan gencatan senjata yang ditengahi Presiden AS Donald Trump menjadi gagal.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan dua warga sipil tewas semalam, sehingga jumlah korban tewas menjadi enam, dan seorang tentara Thailand juga tewas dalam pertempuran itu.

Angkatan Laut Thailand mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa pagi tadi, bahwa pasukan Kamboja terlihat di dalam wilayah Thailand di provinsi pesisir Trat sebelum operasi militer dilancarkan untuk mengusir mereka, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Maneh mengatakan Senin tadi malam bahwa Thailand tidak boleh menggunakan kekuatan militer untuk menyerang desa-desa sipil dengan dalih memulihkan kedaulatannya.

Angkatan Laut Thailand menyatakan bahwa pasukan Kamboja meningkatkan kehadiran mereka, mengerahkan penembak jitu dan senjata berat, serta memperkuat posisi dan parit pertahanan mereka. Mereka juga memandang tindakan ini sebagai "ancaman langsung dan serius terhadap kedaulatan Thailand."

Bentrokan hari Senin adalah yang paling keras sejak saling tukar serangannya dengan roket dan artileri berat selama lima hari Juli lalu, ketika sedikitnya 48 orang tewas dan 300.000 orang mengungsi, sebelum Trump turun tangan untuk menengahi gencatan senjata.

Thailand mengevakuasi 438.000 warga sipil di lima provinsi perbatasan, dan pihak berwenang di Kamboja mengatakan ratusan ribu orang dipindahkan ke tempat aman.

Thailand dan Kamboja telah berselisih selama lebih dari satu abad mengenai kedaulatan atas titik-titik tak bertanda di sepanjang perbatasan darat mereka yang panjangnya mencapai 817 kilometer, dimana perselisihan mengenai kuil-kuil kuno jufa telah membangkitkan sentimen nasionalis dan menyebabkan seringkali terjadi pertempuran bersenjata.

Roket, drone, dan peluru Kamboja menghantam provinsi perbatasan Thailand, Senin malam.

Juru bicara Thailand memperingatkan, bahwa Thailand tidak bisa lagi menoleransi provokasi yang terus-menerus ini'

Menurut laporan Wilayah Angkatan Darat ke-2, roket Kamboja, drone bunuh diri, dan peluru artileri menghantam tiga provinsi timur laut Thailand pada Selasa pagi tadi.

Roket Kamboja ditembakkan dari peluncur roket ganda BM-21, dimulai sekitar pukul 4.50 pagi.

Di Surin, roket menghantam daerah Ta Khwai dan Ta Muen di distrik Phanom Dong Rak dan daerah Chong Plot Tang dan Chong Rayi di distrik Kap Choeng.

Di Si Sa Ket, roket menghantam daerah Phra Wihan, Phu Makua, Sam Tae, Phu Phi dan Chong Ta Thao di distrik Kantharalak.

Drone bunuh diri dan drone yang membawa bom kecil juga menyerang sejumlah lokasi di Surin dan Ubon Ratchathani, termasuk kawasan Chong An Ma di distrik Phanom Dong Rak, Surin dan Bukit 561 di distrik Nam Yuen, Ubon Ratchathani.

Peluru artileri Kamboja juga menghantam Phra Wihan, Phu Makua, Hill 600, desa Ban Phumi Charoen, Chon An Ma, Chong Bok dan Ta Khwai di Si Sa Ket, Surin dan Ubon Ratchathani.

"Kamboja sedang berusaha keras untuk menaklukkan wilayah Phu Mukua. Pihak kami telah merespons dengan tembakan langsung dan tidak langsung dan masih menguasai lokasi-lokasi utama dan telah secara signifikan merusak kemampuan lawan," kata Angkatan Darat ke-2 Thailand.

Angkatan Darat ke-2 juga melaporkan bahwa pada hari Senin tentaranya menembaki sebuah bangunan kosong yang menjadi tempat tinggal para penipu di dekat Chong An Ma di distrik Nam Yuen, Ubon Ratchathani dan menghancurkan menara antena anti-pesawat tak berawak di daerah Phra Wihan dan Huai Ta Maria di distrik Kantharalak, Si Sa Ket, serta sebuah gondola pasokan di Bukit 350 dekat reruntuhan kuil Ta Khwai di Surin.

Tentara Thailand juga membersihkan perkebunan jambu mete yang melanggar wilayah Thailand di daerah Chong Rayi, dan menduduki kuil kuno Prasat Khana di distrik Kap Choeng, Surin.

Angkatan Darat ke-2 menambahkan, operasinya menargetkan infrastruktur militer dan pusat komando, gudang senjata dan rute perbekalan milik Kamboja yang mengancam keamanan Thailand.

Wilayah Angkatan Darat ke-1 Thailand, yang mengawasi provinsi-provinsi Thailand timur yang berbatasan dengan Kamboja melaporkan, bahwa pasukan Kamboja melepaskan tembakan senapan ke desa Ban Nong Chan di distrik Khok Sung, provinsi Sa Kaeo sekitar pukul 1.40 siang pada hari Senin.

Tentara Thailand menanggapi serangan tersebut dan memulai operasi untuk merebut kembali wilayah yang diduduki secara ilegal oleh warga Kamboja di desa Bang Nong Chan dan Ban Nong Ya Kaew di distrik Khok Sung dan di desa Ban Khlong Pheng di distrik Ta Phraya, Sa Kaeo.

"Pada pukul 5 sore hari Senin, tentara Thailand merebut kembali wilayah yang diserbu di desa Ban Nong Ya Kaew," kata pernyataan itu.

Angkatan Darat 1 menyatakan telah menemukan ranjau darat PMN-2 baru yang telah disiapkan Kamboja untuk digunakan. Selain itu, Kamboja juga melancarkan tembakan senjata berat ke rumah-rumah di Desa Ban Khok Thahan, Distrik Ta Phraya.

Kamboja Memprovokasi

Selasa pagi, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan, Kamboja terus-menerus memprovokasi Thailand, menembakkan senjata dan menanam ranjau darat.

Thailand tidak bisa lagi menoleransi provokasi terus-menerus itu dan harus merespons.

"Operasi militer Thailand akan terus berlanjut hingga Kamboja menunjukkan keinginannya akan perdamaian," kata Laksamana Surasant Kongsiri.

Juru bicara militer Thailand, Winthai Suvaree mengecam Kamboja atas penembakan roket melintasi perbatasan, menyebutnya sebagai "pelanggaran kedaulatan dan ancaman serius terhadap keselamatan publik." Ia mengatakan tindakan militer Thailand mematuhi hukum internasional.

Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul telah berjanji untuk terus melancarkan serangan guna melindungi kedaulatan Thailand dan telah mengesampingkan perundingan sampai Kamboja sepenuhnya menghentikan serangannya.

Serangkaian kekerasan terbaru ini menyusul bentrokan militer selama lima hari di bulan Juli, yang paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini, menewaskan hampir empat lusin orang dan membuat lebih dari 300.000 orang mengungsi.

Kesepakatan gencatan senjata dicapai beberapa hari kemudian dalam perundingan di Malaysia, dan perjanjian damai ditandatangani pada bulan Oktober lalu dalam sebuah upacara yang dipimpin oleh Presiden AS, Donald Trump. 

Perjanjian tersebut termasuk pengerahan pengamat dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membantu menjaga perdamaian antara Thailand-Kamboja yang kini justru memperluas pertempurannya di perbatasan. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.