Berita

Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia, Peneliti: Masyarakat Menunggu Komitmen Pemberantasan Korupsi

Sabtu, 26 November 2022 - 20:28
Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia, Peneliti: Masyarakat Menunggu Komitmen Pemberantasan Korupsi Sudarnoto Abdul Hakim, seorang peneliti Malasyia. (FOTO: MUI)

TIMES JAKARTA, JAKARTAAnwar Ibrahim pada Kamis (24/11/2022) kemarin mengakhiri 24 tahun penantiannya menjadi Perdana Menteri atau PM Malaysia. Ia pun resmi dilantik di Istana Nasional, Kuala Lumpur.

Sudarnoto Abdul Hakim, seorang peneliti Malasyia mengatakan, penantian Anwar Ibrahim selama bertahun-tahun tersebut dilalui dengan berbagi liku-liku atau drama politik yang cukup menegangkan serta menghabiskan energi. 

Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, hal ini menggambarkan keuletan dan ketabahan sekaligus keyakinan sahabat Bj Habibie tersebut terhadap perubahan Malaysia yang selama waktu yang panjang diperjuangkan oleh Anwar Ibrahim.

"Tak berlebihan untuk dikatakan bahwa Anwar sesungguhnya mewakili gagasan, gerakan dan kekuatan demokrasi progresif  yang selama ini menghadapi kekuatan konservatif," katanya, Sabtu (26/11/2022).

Saat ini lanjut dia, Anwar Ibrahim dihadapkan kepada tuntutan agar menyusun kabinet yang harus menggambarkan progresifitas. 

Pemihakan pemerintah baru terhadap pemulihan dan kebangkitan ekonomi Malaysia harus jelas sejak didera oleh Covid-19 dan menyulitkan rakyat. 

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional ini menyampaikan, dalam waktu yang bersamaan, pemerintah Anwar juga dituntut untuk menunjukkan komitmennya terhadap upaya membersihkan Malaysia dari korupsi. 

"Akankah kasus mega korupsi yang melibatkan mantan perdana Menteri Nadjib dan istrinya, misalnya, menjadi perhatian sementara kemenangan Anwar ditopang oleh partai yang pernah dipimpin Nadjib?" katanya.

Menurutnya, ini sekaligus juga menunjukkan adanya eksepktasi publik untuk menegakkan hukum secara adil apalagi Anwar Ibrahim sendiri pernah mengalami langsung ketidakadilan pemerintah Barisan Nasional. 

Tentu saja, lanjut tokoh Muhammadiyah ini, Anwar Ibrahim juga harus mampu menjukkan bahwa pemerintahan yang dia pimpin kali ini haruslah pemerintahan yang bersih bebas dari nepotisme, kolusi, korupsi dan tidak represif serta benar-benar menjunjung tinggi HAM, tidak seperti pemerintah-pemerintah sebelumnya.

"Secara pragmatis, Anwar hemat saya akan membangun dan memperkokoh konsolidasi nasional sehingga pemerintahannya stabil kokoh tak tergoyahkan. Koalisinya harus rekat jangan sampai retak dan ambruk. Ini menjadi prioritas Anwar," jelasnya.

Jika tidak, kata dia, maka besar kemungkinan akan dimanfaatkan oleh Pekatan Nasional untuk semakin memperlemah kekuatan Anwar Ibrahim.

Dalam konteks internasional, pemerintah Anwar ini memiliki peluang yang lebih luas untuk mengembangkan kerjasama dengan banyak negara secara ekstensif. 

Sikap dan pandangannya yang terbuka dan tergambar juga dalam kabinet yang mewakili multi etnik dan agama, menjadi salah satu faktor kemungkinan besar penerimanaan masyarakat internasional terhadap pemerintah Anwar. "Ini penting khususnya untuk memperkuat ekonomi Malaysia," tambahnya.

Ia memandang, dalam konteks Islam, Anwar adalah seorang intelektual muslim yang mewakili pandangan Islam progresif atau berkemajuan dan meyakini prinsip-prinsip Wasothy.
 
Gagasan-gagasannya, kata dia, berpengaruh terhadap konsep Masyarakat Madani sebagaimana yang kemudian berkembang di Indonesia. 

Pembelaannya terhadap prinsip-prinsip demokrasi, kemanusiaan, keadilan, persaudaraan universal, toleransi dan egalitarianisme misalnya menjadi poin penting bagi pemerintahannya untuk merakit hubungan internasional yang lebih terbuka dan ekstensif. 

"Malaysia mendapatkan peluang untuk menjadi negara penting di Asia Tenggara, selain Indonesia, dalam mempromosikan dan pengaruh utamakan Wasotiyatul Islam," ujarnya. 

Jokowi Sampaikan Selamat 

Sebelumnya, Presiden Jokowi (Joko Widodo) juga telah menyampaikan selamat kepada Anwar Ibrahim setelah terpilih menjadi PM Malaysia. Ucapan selamat tersebut disampaikan oleh Kepala Negara lewat sambungan telepon.

"Atas nama pemerintah, atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya yang mulia sebagai Perdana Menteri kesepuluh Malaysia," kata Jokowi dikutip TIMES Indonesia dari laman resmi Setkab RI.

Jokowi menilai, Anwar Ibrahim sosok yang dikenal luas di tanah air dan dihormati oleh masyarakat Indonesia. Ia pun menyakini, di kepemimpinan PM Anwar Ibrahim, hubungan Malaysia dan Indonesia semakin positif.

"Saya harap kita dapat berjumpa segera untuk membahas upaya memperkokoh hubungan bilateral kita. Baik ekonomi, masalah perbatasan, mengenai perlindungan warga negara kita," jelasnya.

Di akhir perbincangan lewat udara itu, Presiden Jokowi mendoakan agar Anwar Ibrahim diberikan kekuatan dan kemudahan oleh Allah SWT dalam menakhodai Malaysia. “Seluruh rakyat Indonesia mendoakan,” kata Presiden Jokowi.

PM Anwar Ibrahim pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas ucapan selamat tersebut. Menurutnya, Presiden Jokowi adalah Kepala Negara yang paling awal menelpon untuk memberikan selamat.

"Terima kasih saya anggap ini suatu penghormatan diantara yang paling awal menelepon. Ini menunjukkan bahwa saya kekal sahabat sejati Indonesia," kata Anwar Ibrahim.

Anwar Ibrahim berharap hubungan perdagangan, investasi, budaya dan persahabatan Malaysia dapat terus ditingkatkan. "Saya mengharapkan hubungan perdagangan atau bisnis, investasi dan budaya persahabatan InsaAllah dapat kita tingkatkan," ujarnya. (*)

Pewarta : Moh Ramli
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.