TIMES JAKARTA, JAKARTA – Anak yang pilih-pilih makanan (picky eater) adalah tantangan umum yang dihadapi hampir setiap orang tua. Perilaku ini, di mana anak menolak mencicipi makanan baru atau hanya mau mengonsumsi jenis makanan tertentu, seringkali menimbulkan kekhawatiran tentang kecukupan gizi dan tumbuh kembang mereka.
Meskipun perilaku picky eating pada tahap tertentu dianggap wajar, penting bagi orang tua untuk mengambil langkah proaktif. Kunci utamanya adalah kesabaran, konsistensi, dan pendekatan yang positif saat waktu makan.
1. Ciptakan Lingkungan Makan yang Positif dan Terstruktur
Waktu makan seharusnya menjadi momen yang menyenangkan, bukan sumber konflik.
-
Jadwal Makan Teratur: Tetapkan jadwal makan utama dan camilan yang teratur setiap hari. Jarak yang tepat (sekitar tiga jam) akan membantu membangun siklus lapar dan kenyang yang baik, sehingga anak benar-benar merasa lapar saat waktu makan tiba.
-
Hindari Gangguan: Jauhkan gadget, televisi, dan mainan saat waktu makan. Fokuskan perhatian anak pada makanan.
-
Makan Bersama Keluarga: Selalu usahakan makan bersama di meja makan dengan menu yang sama. Anak adalah peniru ulung; melihat orang tua dan anggota keluarga lain menikmati berbagai makanan sehat adalah contoh terbaik.
-
Batasi Waktu Makan: Batasi waktu makan maksimal 30 menit. Jika anak menolak atau tidak menghabiskan porsi dalam waktu tersebut, ambil makanan tanpa drama atau paksaan. Jangan biarkan anak makan sambil bermain atau berjalan-jalan.
-
Jangan Memaksa: Memaksa anak makan atau memarahinya dapat menciptakan hubungan negatif dengan makanan. Jika anak menolak, bersikaplah netral, dan coba lagi di waktu makan berikutnya.
2. Strategi Penyajian dan Pengenalan Makanan
Anak-anak seringkali lebih tertarik pada makanan yang menarik secara visual.
-
Sajikan Porsi Kecil: Piring yang penuh dapat membuat anak "kaget" dan malas makan. Sajikan makanan dalam porsi yang sangat kecil terlebih dahulu. Berikan pujian saat ia berhasil menghabiskan porsi tersebut, meskipun sedikit.
-
Kreasi Bentuk dan Warna: Gunakan cetakan makanan atau atur makanan sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk yang lucu (misalnya bintang, wajah, atau karakter favorit). Gunakan sayuran dan buah-buahan berwarna-warni untuk membuat tampilan piring lebih menarik.
-
Pengenalan Berulang (The 10-15 Rule): Anak mungkin perlu 10 hingga 15 kali paparan sebelum akhirnya mau menerima makanan baru. Jangan menyerah jika anak menolak di awal. Tawarkan makanan yang sama di waktu makan yang berbeda tanpa memaksa.
-
"Sembunyikan" Makanan: Untuk makanan yang sangat ditolak (misalnya sayuran), coba sembunyikan atau campurkan ke dalam makanan favoritnya. Contohnya, parut wortel ke dalam adonan nugget atau campurkan brokoli yang dihaluskan ke dalam bakso.
-
Kenalkan Tekstur Sejak Dini: Perkenalkan berbagai rasa, tekstur, dan aroma makanan sejak anak mulai mengonsumsi makanan padat (MPASI). Beri kesempatan anak untuk mengeksplorasi dan menyentuh makanannya (finger foods).
3. Libatkan Anak dalam Proses Makanan
Memberi anak rasa memiliki terhadap makanannya seringkali meningkatkan antusiasme mereka.
-
Ajak Berbelanja: Biarkan anak ikut serta memilih buah dan sayuran di pasar atau supermarket.
-
Bantu Memasak: Libatkan anak dalam kegiatan ringan di dapur sesuai usia mereka, seperti mencuci sayuran, mengaduk adonan, atau menata piring. Anak cenderung lebih antusias makan makanan yang mereka bantu siapkan sendiri.
-
Biarkan Anak Memegang Kendali: Setelah anak dapat makan sendiri, biarkan mereka memegang sendok dan mencoba menyuapi dirinya (di bawah pengawasan). Ini memberinya rasa kontrol atas apa yang masuk ke mulutnya.
Dengan menerapkan strategi yang konsisten, positif, dan penuh kesabaran, Anda dapat membantu anak mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan dan memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang seimbang untuk tumbuh kembang optimal. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Strategi Jitu Mengatasi Anak Picky Eater
| Pewarta | : Deasy Mayasari |
| Editor | : Deasy Mayasari |