Gaya Hidup

Pakar Antropologi: Film Tilik adalah Realitas Kehidupan Manusia Indonesia

Selasa, 25 Agustus 2020 - 18:45
Pakar Antropologi: Film Tilik adalah Realitas Kehidupan Manusia Indonesia Siti Fauziah Saekhoni pemeran Bu Tejo dalam film Tilik. (FOTO: Ravacana Films)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sosok Bu Tejo dalam film Tilik mendadak viral setelah ditayangkan di YouTube Ravacana Films pada 17 Agustus 2020 yang lalu. Celetuknya spontan Bu Tejo menuai perhatian dari para penonton di media sosial. Beberapa kalimat yang diucapkan oleh pemeran utama Siti Fauziah Saekhoni atau Bu Tejo pun ngehits.

Tagar BuTedjo sampai saat ini masih menjadi trending topic di twitter, bahkan kini meme penggalan dialog yang diucapkan oleh pemeran Bu Tejo tersebar di media sosial secara massif baik di instagram maupun di twitter.

Banyak yang menilai, karakter-karakter pemeran dari film Bu Tejo atau Tilik tersebut adalah realitas sosial kehidupan banyak manusia Indonesia. Entah itu perempuan atau pun laki-laki. Benarkah demikian?

Yanuardi.jpg

Dalam hal itu Pakar Antropologi, Universitas Khairun, Ternate, Yanuardi Syukur mengatakan, setidaknya ada tiga karakter manusia Indonesia dari film Bu Tejo tersebut. Pertama, mereka yang senang membicarakan orang lain dan percaya dengan apa yang dilihat atau didengar dari orang atau media sosial.

Tipe ini punya kelebihan dalam akses informasi dan sharing informasi. Akan tetapi terkadang rentan untuk terjebak mempercayai berita yang belum terverifikasi. Tapi, terkadang juga intuisi mereka benar, karena mereka cenderung kritis yang dikaitkan dengan pengalaman hidup ketika melihat, merasakan, atau mendengar dalam kasus yang sama.

Dalam konteks kebangsaan, tipe seperti ini senang untuk meneruskan artikel atau berita yang dipersepsikan benar bahkan kadang tanpa membacanya secara utuh. Mereka cenderung terlihat suka buruk sangka kepada orang lain.

Kedua, lanjut mahasiswa S3 Antropologi Universitas Indonesia (UI) ini, mereka yang senang membicarakan orang lain namun tidak mudah percaya dengan apa yang dilihat dan didengar dari orang lain atau media sosial yang belum terverifikasi.

Tipe ini senang ngerumpi tapi mereka cenderung baik sangka kepada orang terlebih dahulu, kecuali setelah ada data atau informasi yang kuat tentang sesuatu barulah mereka percaya. Tipe ini juga ada dalam masyarakat kita yang mengutamakan husnudzon ketimbang su'udzdzon.

Mereka adalah tipikal manusia Indonesia yang terlihat baik dan bijaksana, namun karena terlalu baik sangka sehingga mereka terlihat tidak menyadari bahwa semua manusia berpotensi untuk melakukan tindakan salah.

Dan yang ketiga, yakni mereka yang tidak senang membicarakan orang lain akan tetapi menikmati saja apa yang terjadi. Mereka tidak ambil pusing dengan apa yang lagi viral di dunia maya.

Mereka memilih menjalani kehidupan mereka sendiri yang juga tidak kalah rumit atau sulit ketimbang harus kepoin urusan orang lain. Mereka cenderung netral, tapi tetap mengikuti saja untuk sekedar untuk tahu.

"Tiga hal inilah yang terlihat dari film Tilik dari Jogja tersebut. Masing-masing karakter di dalamnya kita butuhkan dalam situasi-situasi tertentu, tidak untuk semua situasi personal atau sosial," ujarnya. (*)

Pewarta : Moh Ramli
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.