https://jakarta.times.co.id/
Kopi TIMES

Meraih Ampunan di Bulan Suci Ramadan

Senin, 01 April 2024 - 20:26
Meraih Ampunan di Bulan Suci Ramadan M. Agus Muhtadi Bilhaq, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak

TIMES JAKARTA, PONTIANAK – Ramadan merupakan bulan spesial yang dianugerahkan Allah Swt kepada umat Nabi Muhammad saw. (Islam). Selain menjadi bulan di mana Al-Quran untuk pertama kalinya di-nuzul-kan, Ramadan juga dikenal memiliki berbagai keutamaan jika dibanding bulan-bulan lainnya. Di bulan mulia ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, sementara setan-setan dibelenggu oleh-Nya. 

Keutamaan lain dari bulan Ramadan yang Allah Swt berikan kepada umat muslim adalah dibukanya pintu ampunan selebar-lebarnya. Oleh sebab itu, bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah ini juga dikenal dengan sebutan syahrul maghfirah (bulan ampunan).

Berkenaan dengan hal tersebut, kiranya menarik untuk menyimak kembali muasal dari kata atau penamaan Ramadan. Mengutip dari Ibn Manzur, secara bahasa, kata Ramadan merupakan bentuk masdar dari kosa kata Arab ramiḍa yang memiliki arti membakar, terik, atau sangat panas. Konon, dinamakan demikian sebab suhu udara di Jazirah Arab saat itu begitu terik. 

Sementara pendapat lainnya menyebutkan bahwa Ramadan terambil dari kata ar-ramaḍ, yakni hujan sebelum memasuki musim gugur. Dalam hal ini, secara metaforis makna bahasa kata ramaḍ tersebut memiliki keserasian dengan sifat bulan suci itu sendiri, bahwa Ramadan merupakan kesempatan dari-Nya bagi umat Islam untuk melebur dan membasuh berbagai kotoran (dosa) yang telah dilakukan.

Tak ayal, di bulan suci ini, umat muslim dianjurkan agar memperbanyak amal kebajikan serta memohon ampun kepada Allah Swt. Hal ini dikarenakan sudah menjadi fitrah, bahwa manusia dengan segala keterbatasannya dipastikan tidak luput dari berbuat salah dan dosa, baik dalam relasi vertikal (Allah) maupun horizontal (sesama manusia). 

Ihwal ini, Rasulullah saw dalam satu riwayat menyebutkan bahwa “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat” (HR. Tirmidzi). Kenyataan ini penting untuk disadari, sebab dengan memahami berbagai keterbatasan dan kekurangannya, manusia akan memiliki kesadaran akan pentingnya taubat dalam rangka memperbaiki diri.

Sejalan dengan hal itu, Rasulullah saw juga menegaskan “Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala (dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR. Bukhari). Mengutip Ibn Baṭṭal, makna dari kata iman dan ihtisab dalam redaksi hadis tersebut adalah meyakini betul kewajiban dan ganjaran ibadah puasa, serta meniatkannya semata karena Allah Swt. 

Adapun maksud dari kata min dzanbihi, menurut Al-Qasṭalani adalah dosa-dosa kecil. Sementara sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa mencakup dosa secara umum kecuali yang berkenaan dengan haqqul adami. Dengan demikian, tidak salah jika dikatakan bahwa hadis tersebut secara eksplisit memberikan jaminan pengampunan dosa terdahulu bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan.

Pada dasarnya bertaubat dan memohon ampunan Allah Swt dapat dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu datangnya bulan Ramadan. Bahkan Rasulullah saw yang diyakini kemaksumannya disebutkan membaca istighfar sebanyak 100 kali saban harinya. Namun demikian, secara khusus Ramadan memang diistimewakan oleh Allah Swt, sehingga pahala ibadah puasanya pun dinilai langsung oleh-Nya. 

Setiap ibadah dan amalan yang dilakukan selama bulan mulai ini dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, sudah sepatutnya umat muslim agar lebih giat dalam beribadah dan menebar kebaikan untuk menggapai maghfirah sekaligus fadilah dari Ramadan itu sendiri.

Dengan memahami dan meyakini keistimewaan Ramadan sebagai syahrul maghfirah, seorang muslim dapat bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajiban puasa serta mengisi kesehariannya dengan amalan baik. Kesungguhan dalam menjalankan ibadah puasa akan mendekatkan seorang muslim (bertakwa) kepada Allah Swt, sekaligus mengantarkannya meraih keberkahan dan kebaikan bulan suci Ramadan. 

Dengan demikian, ibadah puasa yang dijalani selama Ramadan akan bernilai lebih dari sekedar menahan haus dan lapar. Semoga kita termasuk muslim yang meraih ampunan dan dilebur dosanya di bulan Ramadan ini. 

***

*) Oleh: M. Agus Muhtadi Bilhaq, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi TIMES Indonesia.

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.


 

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.