TIMES JAKARTA, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih merespons penurunan suku bunga The Fed. Setelah kemarin terlihat sedikit 'ragu', Pelaku Pasar di Bursa New York (NYSE) akhirnya 'memberikan respon yang benar' atas penurunan suku bunga 'dipercepat' yang dilakukan oleh The Fed.  Indeks Dow Jones Industrial semalam naik 1,26 persen, S&P500 naik 1,7 persen, dan Nasdaq naik 2,5 persen.  

Menurut Satrio Utomo, praktisi pasar modal dari Komunitas Trader Saham RencanaTrading, kabar buruk yang ada dari dalam negeri, dimana 'Saham Penggoreng IHSG' atau saham BREN dirumorkan kembali gagal untuk masuk indeks FTSE.  

"Masuk ke sebuah indeks, adalah cara dari Penggoreng Saham untuk bisa mencari pihak yang mau untuk melakukan posisi beli ketika harga sedang berada di harga atas.  Jika kegagalan ini kemudian memunculkan posisi jual dari fund manager yang sudah terlanjut mengambil posisi, IHSG bisa saja berada dalam tekanan," ujarnya.

Hingga pergerakan kemarin, IHSG memang masih berada dalam trend naik, dengan didorong oleh sentimen positif penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan The Fed, serta kinerja positif yang ditunjukkan oleh BBCA.

Ditutup di atas level 7.900, IHSG berhadapan dengan resisten kuat di level 7.950, serta level psikologis 8.000 yang sering menjadi momok bagi investor lokal.  Hanya penutupan dibawah 7.825 yang bisa mengakhiri trend naik jangka pendek yang sedang berlangsung pada IHSG. (*)