TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Agama H. Yaqut Cholil Qoumas telah melantik KH. Jam’an Nurchotib Mansur atau Ustaz Yusuf Mansur menjadi salah satu anggota dalam Majelis Masyayikh.
Gus Yaqut paggilan akrabnya menjelaskan pada dasarnya mekanisme pemilihan Majelis ini dilakukan oleh Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yang berasal dari unsur pemerintah, dan asosiasi pesantren berskala nasional.
"Proses panjang telah dilakukan untuk dapat menetapkan anggota Majelis Masyayikh, dimulai dari pembentukan AHWA, penjaringan calon, sampai akhirnya mereka yang dipilih berdasarkan rumpun ilmu agama Islam," ujar Gus Yaqut dalam rilis yang diterima TIMES Indonesia, Minggu (2/1/2022).
Lebih lanjut, adik kandung ketua PBNU terpilih Gus Yahya ini menilai bahwa keputusan dari mekanisme pemilihan ini adalah yang terbaik. Ia pun berharap agar para anggota Majelis Masyayikh bisa menjadikan pendidikan pesantren semakin unggul.
"Selaku Menteri Agama, saya berpandangan bahwa ini adalah hasil terbaik dari ikhtiar kita semua, teriring harapan yang disematkan kepada anggota Majelis Masyayikh yang terpilih untuk dapat membawa Pendidikan Pesantren menjadi makin unggul dalam menjawab tantangan zaman," Gus Yaqut yang juga Ketum PP GP Ansor itu.
Selain itu, Ia memastikan tidak adanya peluang intervensi negara dalam keberadaan Majelis Masyayikh. Menurutnya majelis ini merupakan rekognisi negara terhadap kekhasan pendidikan pesantren melalui proses penjaminan mutu yang dilakukan dari, oleh, dan untuk pesantren.
"Penetapan Majelis Masyayikh ini cukup lama. Karena saya memastikan tidak ada peluang intervensi negara. Saya tidak menginginkan UU Pesantren dan turunannya menjadi peluang intervensi," imbuh pria yang manta Wakil Bupati Rembang ini.
Berikut sembilan nama yang dikukuhkan sebagai anggota Majelis Masyayikh periode 2021-2026:
1. KH. Azis Afandi (Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat). Ahli tafsir dari Tasikmalaya ini dikenal sebagai salah satu santri Kiai sekaligus pahlawan nasional asal Sukamanah KH Zaenal Musthofa.
2. KH. Abdul Ghoffarrozin, M.Ed (Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah. Kiai yang akrab disapa Gus Rozin ini menguasai bidang fiqih, ushul fiqih, serta manajemen pendidikan. Ia juga menyelesaikan pendidikannya di Monash University.
3. Dr. KH. Muhyiddin Khatib (Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur). Selain sebagai pengasuh pondok, KH Muhyidin Khatib juga merupakan salah satu guru besar di Ma’had Aly Situbondo. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di IAI Ibrahimy Sukorejo.
4. KH. Tgk. Faisal Ali (Pesantren Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Aceh Besar, Aceh). Ulama asal Aceh Besar ini merupakan salah satu ahli bidang sejarah dan peradaban Islam.
5. Nyai Hj. Badriyah Fayumi, MA (Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Bekasi, Jawa Barat). Ia dikenal sebagai salah satu mufassir perempuan Indonesia. Ahli keilmuan bidang hadits ini menempuh pendidikan formalnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
6. Dr. KH. Abdul Ghofur Maimun (Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah). Putra dari KH Maimun Zubair ini diketahui pernah menempuh pendidikan di Madrasah Ghazaliyah Syafi'iyah, sebelum kemudian melanjutkan pendidikan sarjana hingga doktoralnya di Universitas Al-Azhar.
7. KH. Jam’an Nurchotib Mansur atau yang akrab dikenal dengan nama Ust. Yusuf Mansur (Pesantren Darul Qur’an, Tangerang, Banten). Selama ini, dai kondang yang juga berprofesi sebagai pengusaha ini diketahui menguasai ilmu bidang tahfidz, qiroah, serta manajemen bisnis dan ekonomi syariah.
8. Prof. Dr. KH. Abd. A’la Basyir (Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur) adalah Pimpinan Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep, Madura. Ia menguasai bidang keilmuan sejarah dan peradaban Islam.
9. Dr. Hj. Amrah Kasim, Lc, MA (Pesantren IMMIM Putri, Pangkep, Sulawesi Selatan) adalah Pimpinan IMMIM Putri Pangkep Sulawesi Selatan. Ia memiliki keilmuan di bidang sastra Arab, tafsir, tarikh, dan tasawuf. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ustaz Yusuf Mansur, Dilantik Menag Jadi Anggota Majelis Masyayikh 2021-2026
Pewarta | : Imam Kusnin Ahmad |
Editor | : Deasy Mayasari |