TIMES JAKARTA, JAKARTA – v class="ds-markdown ds-markdown--block" style="--ds-md-zoom:1.143">

Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM), mengonfirmasi bahwa 18 proyek hilirisasi dengan total investasi mendekati 45 miliar dolar AS akan segera dimulai pada Juni 2025. 

Proyek-proyek ini mencakup berbagai sektor, termasuk pengolahan nikel dan bauksit, fasilitas penyimpanan dan pengilangan, konversi batu bara menjadi DME, serta pengembangan industri perikanan, pertanian, kehutanan, dan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional.

“Juni kami akan groundbreaking untuk ekosistem baterai CATL yang bekerja sama dengan BUMN. Setelah itu, kami akan masuk pada tahap berikutnya lagi,” jelas Bahlil dalam konferensi pers usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/5/2025)..

Mengenai pendanaan, Bahlil menegaskan bahwa sumber utama pembiayaan berasal dari Danantara. Jika proyek tersebut didominasi oleh kepentingan dalam negeri, maka porsi Danantara akan menjadi mayoritas. Sebaliknya, jika Danantara hanya memiliki sedikit keterlibatan, maka kontribusi dananya juga akan disesuaikan.

Ia juga menekankan komitmen pemerintah sesuai arahan Presiden Prabowo agar proyek-proyek ini bersifat nasionalistik. Menurutnya, ini adalah proyek Merah Putih, sehingga pihaknya berupaya memastikan bahwa kepemilikan mayoritas tetap berada di tangan negara.

Rapat terbatas tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, antara lain Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, serta perwakilan Danantara dan Sekretariat Kabinet. Diskusi berlangsung selama sekitar dua jam dan berakhir sebelum pukul 17.00 WIB.

Usai rapat, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menyetujui seluruh rencana hilirisasi yang diajukan. “Pak Bahlil dan tim telah memaparkan secara detail, dan Bapak Presiden memberikan persetujuan penuh karena proyek ini akan mendorong devisa, mengurangi ketergantungan impor, serta menciptakan lapangan kerja,” jelasnya.

Lebih lanjut, Raja Juli menyebut bahwa Kementerian Kehutanan akan fokus pada pengembangan agroforestri sebagai bagian dari program hilirisasi tersebut.