TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pelan tapi pasti, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi menyentuh puncak sejarahnya, All Time High (ATH) mendekati level 8.000 pada perdagangan sesi pertama hari ini Kamis (14/8/2025). Hal ini tentu saja membuat para investor gembira menanggung cuan. Peluang ini agaknya telah sesuai prediksi yang telah disampaikan berbulan-bulan sebelumnya oleh Dr. Gema Goeyardi, Founder & CEO Astronacci International.
Prediksi ini pernah disampaikan Dr. Gema Goeyardi dalam analisis eksklusif Eye of Future pada Maret 2025 sekaligus membuktikan akurasi metode Time Trading yang menjadi keunggulan khas Astronacci.
Ia mengatakan, pada periode Maret–Agustus 2025, pasar modal Indonesia dilanda ketidakpastian akibat isu tariff war dan gejolak ekonomi global. Dalam masa itu, banyak analis dan influencer pasar modal menyerukan untuk “cash dulu” atau keluar dari pasar.
“Kami tetap optimistis bahwa di saat yang tepat, IHSG akan kembali ke puncak menyentuh All Time High. Prediksi ini bukan hasil tebakan. Setiap pergerakan pasar saya hitung secara detail menggunakan Time Trading. Metode ini memungkinkan kita mengetahui tanggal penting kapan pasar berhenti turun atau mulai naik, sehingga investor tidak perlu panik dan bisa mengambil peluang maksimal,” ujar Dr. Gema Goeyardi kepada wartawan, Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, rekam jejak prediksi tersebut terbukti akurat. Pada 7 April 2025, di tengah panic selling yang melanda, ia menyampaikan secara live bahwa IHSG akan berhenti turun pada hari itu, dan menjadi momen ideal untuk membeli saham.
“Hasilnya, tanggal tersebut menjadi titik terendah sebelum IHSG melesat,” tandasnya.
Kemudian pada Juli–Agustus, Dr. Gema kembali memprediksi bahwa 5–6 Agustus 2025 akan menjadi titik balik sebelum IHSG menembus All Time High (ATH), yang kembali terbukti di pasar.
“Dengan pencapaian ini, Astronacci optimistis memperkuat posisinya sebagai pionir dalam penerapan Time Trading di Indonesia, membantu trader dan investor membuat keputusan strategis di tengah volatilitas pasar,” ujarnya.
Dekati Level 8.000 Setelah Itu?
Seiring IHSG mendekati level 8.000 muncul pertanyaan apakah kenaikan ini hanyalah efek euforia sesaat, bertepatan dengan momentum HUT RI ke-80 yang sebentar lagi dirayakan. Menanggapi hal ini, Dr. Gema menegaskan bahwa tren kenaikan ini bukanlah semata FOMO, melainkan bagian dari siklus pasar yang sudah terpetakan sejak awal tahun 2025.
“Sentimen perayaan memang mempercepat pergerakan, namun arah besarnya sudah terbaca dari proyeksi Time Trading,” kata dia.
Dengan IHSG yang sempat berada di level 7.900, kekhawatiran aksi ambil untung pasca 17 Agustus pun mencuat. Menurut Dr. Gema, aksi take profit memang wajar, namun tidak serta merta membuat pasar hancur.
“Selama level support kunci bertahan, tren naik masih terjaga. Bahkan jika level 8.000 tercapai, peluang naik lebih tinggi tetap ada, meski pasar akan melewati fase konsolidasi sehat terlebih dahulu,” jelasnya.
Ia menambahkan, Astronacci juga melihat peluang di beberapa sektor yang belum maksimal kenaikannya. Beberapa emiten dinilai masih menarik untuk strategi BOW (Buy on Weakness) seperti pada emiten perbankan.
Selain itu, emiten di sektor basic materials khususnya di industri logam dan mineral yang masih belum perform, sambil menunggu momen IHSG menguat kembali pasca ATH sambil menyebut beberapa emiten bisa diakses melalui layanan eksklusif A-Club. (*)
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |