TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pakar Dermatologi Internasional dr. Hassan Galadari, MD FAAD, mengatakan bahwa perawatan kulit pria berbeda dengan wanita karena kulit pria lebih tebal dibandingkan kulit wanita.
“Sebenarnya kulit pria memiliki lebih banyak kolagen, lebih banyak hidrasi, lebih banyak kelenjar minyak, jadi sedikit lebih berminyak,” ucap dr. Hassan saat konferensi pers Kahf/Decode dikutip pada Kamis (27/11/2025).
Menurutnya, dari sisi penuaan, pria juga memiliki penuaan yang berbeda. Bukan hanya soal kulit dan penuaan yang berbeda tetapi juga udara yang kotor turut menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam menjaga kulit bagi pria.
"Fungsi pelindung kulit bagi saya adalah hal yang paling penting dan ini bukan hanya untuk menghadapi proses penuaan, tetapi juga untuk menghadapi polutan, dan untuk menghadapi gaya hidup pria Indonesia,” ungkapnya.
Sejalan dengan dr. Hassan, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Cabang Jakarta,dr. M. Akbar Wedyadhana, Sp. DVE juga menekankan pentingnya literasi terhadap kulit khususnya pria.
“Karena di Indonesia ini sangat tropis dan juga pollutant-nya banyak, kotorannya banyak. Tentu, perawatan kulit itu penting sekali,” ucap dr. Akbar.
Menurut Andrie Kurnirahman, Group Head and Brand Development PC & Innovation, literasi tentang perbedaan kulit pria dan wanita masih minim dan perlu diberikan edukasi.
“Contohnya, pria belum menyadari kalau mereka perlu menggunakan sabun cuci muka. Mereka juga tidak tahu sebenarnya mereka itu punya masalah apa sih di wajahnya,” ungkap Andrie.
Meskipun tahu, lanjut Andrie, kadang pria belum bisa membedakan pembersih muka apa yang cocok dan tepat untuk kulitnya. Kadang-kadang, ketika mereka menggunakannya dan itu menyebabkan lebih banyak masalah, seperti misalnya jerawatnya lebih banyak, atau menjadi lebih kering dan lain-lain,” jelasnya.
Terkait minimnya pria merawat kulitnya, Andrie yang sempat berbincang dengan dr. Hassan pakar Dermatologi Internasional mengungkap ini adalah fenomenal global. “Pria tidak pernah peduli dengan perawatan kulit mereka, tidak pernah tahu cara menggunakannya, dan tidak ada yang mengedukasi mereka,” sebutnya.
“Kami ingin membantu para pria untuk lebih memahami, tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga mengetahui apa yang mereka butuhkan dan apa yang harus mereka gunakan untuk menyelesaikan masalahnya,” sambungnya.
Terakhir ia menegaskan akan terus memimpin edukasi pentingnya perawatan kulit bagi pria dengan memanfaatkan teknologi termasuk Artificial Intelejen (AI) agar lebih cepat dan mudah diakses oleh masyarakat.
“Jadi teknologi dan AI kita bantu untuk pria agar bisa lebih mengerti tentang masalah kulitnya,” imbuhnya.
Terakhir, bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) akan dilakukan riset bernama Adam Research yang berbicara tentang penuaan dan studi penilaian dermatologis bagi pria di Indonesia. “Masih minim riset-riset tentang kulit pria di Indonesia sehingga ini akan membantu kita bahkan di masa depan kita dapat mendorong inovasi yang lebih relevan, mendorong edukasi yang lebih relevan terhadap konsumen,” tandasnya. (*)
| Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |