TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru dari UC San Diego School of Medicine mengungkap bahwa pasien kanker usus besar dengan riwayat penggunaan ganja berat (Cannabis Use Disorder atau CUD) memiliki risiko kematian 20 kali lebih tinggi dalam lima tahun setelah diagnosis dibandingkan yang tidak menggunakannya.
Dilaporkan di laman UC San Diego pada Senin (28/5/2025) waktu setempat, tim peneliti melakukan analisis rekam medis elektronik lebih dari 1.000 pasien penderita kanker usus besar di sistem kesehatan University of California. Analisis itu dimulai 2012 sampai 2024. Faktor seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat keparahan penyakit turut diperhitungkan dalam analisis tersebut.
Adapun hasil penelitian yang dipublikasikan di Annals of Epidemiology itu menyebut, tingkat kematian lima tahun pada pengguna ganja berat sebesar 55,88%. Sementara pasien yang tidak masuk dalam kategori CUD, tingkat kematiannya 5,05%.
Adapun pasien CUD sebelum diagnosis terkena kanker usus besar, punya risiko peluang 24,4 kali meninggal jika dibandingkan non-pengguna ganja.
Sekadar catatan, hasil penelitian bersifat observasional. Penelitian ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat langsung
Pengaruh Ganja pada Kesehatan dan Pengobatan:
Menurut Dr. Raphael Cuomo dari Department of Anesthesiology at UC San Diego School of Medicine, penulis utama studi itu, pengaruh ganja bagi pengguna ganja berat, mungkin memengaruhi respons tubuh terhadap kanker. Hal itu bisa berpengaruh pada sistem imun tubuh.
Di lain sisi, pengguna ganja berat sering mengalami depresi dan kecemasan yang dapat memicul masalah kesehatan mentalnya. Hal ini berpengaruh besar dan menghambat proses pengobatannya.
"Temuan ini bukan untuk mengkriminalisasi cannabis, tapi memahami dampak kompleksnya, terutama bagi pasien dengan kondisi serius," tegas Cuomo, yang juga tercatat sebagai anggota UC San Diego Moore's Cancer Center itu.
Untuk diketahui, sejumlah studi laboratorium menunjukkan bahwa senyawa cannabis memang memiliki efek anti-tumor. Namun penggunaan di dunia nyata (termasuk penyalahgunaannya) ternyata melibatkan faktor lebih rumit.
Terkait dengan kebijakan legalisasi cannabis di berbagai wilayah tertentu, mungkin diperlukan penelitian lebih mendalam lagi terutama tentang efek jangka panjang penggunaan ganja.
penelitianini dipublikasikan di Annals of Epidemiology tanpa melaporkan konflik kepentingan atau pendanaan khusus.
Imbauan untuk Pasien
Para ahli menyarankan pasien kanker usus besar untuk terbuka dengan dokter tentang riwayat penggunaan ganja dan mempertimbangkan lagi soal potensi interaksinya dengan pengobatan konvensional. Lebih bijak, pasien disarankan berkonsultasi dulu dengan onkolog sebelum membuat keputusan terapi ganja.
Jika pasien sudah mencapai kecanduan dalam tahap yang mengkhawatirkan, cepat lakukan konsultasi dengan ahli.
Pewarta | : Faizal R Arief |
Editor | : Faizal R Arief |