TIMES JAKARTA, MADINAH – Alhamdulillah. Kalimat itulah yang meluncur dari Agus Yusuf, 56, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun saat ditanya perasaannya bisa naik haji. Penyandang disabilitas ini, naik haji bersama istrinya, Siti Rohmatiah, 46 dan sekarang tengah berada di Madinah. "Alhamdulillah," begitu katanya, Jumat (2/6/2023).
Ditanya terkait dengan kondisi tubuhnya apakah berpebgaruh dengan rangakain ibadah haji yang harus dijalani, dia mengaku pasrah. "Saya sudah pasrah kepada Yang Maha Kuasa, sudah memiliki tekad bulat menjadi tamu Allah, bisanya ya berserah kepada Yang Kuasa," tambahnya.
Pada 2011, Agus Yusuf bersama istrinya mendaftar haji. Dia menanyakan ke Kemenag Kabupaten Madiun perkiraan berangkat. Dan diinformasikan perkiraan pada 2023. "Alhhamdulillah meski nama say paling bawah, akhirnya berngkat," ujar Agus.
Dia menegaskan ritual ibadah yang harus dijalani sudah beberapa hari di Madinah tak ada kendala. Meski, istrinya menginap di lantai 10 dan dirinya di lantai 7. "Wudlu dan lainnya dbantu istri. Kalau ke masjid, pakai kursi roda," ujar pria yang mahir setir mobil. Dia memakai kursi roda sejak 2020 karena radang sendi. Sebelumnya, Agus begitu mandiri. Pria yang anggota asosiasi pelukis mulut dan kaki itu, biasa beraktivitas sendiri.
Ditanya soal biaya haji, menurutnya, yang berasal dari hasilnya melukis. Tentu setelah juga dipakai untuk kebutuhan lain.
Doa di Tanah Suci
Apa doa yang dipanjatkan di tanah suci? "Semoga saya menjadi haji mabrur, anak saya, generasi penerus, menjadi anak yang solih solihah," ujarnya.
"Haji adalah ibadah istimewa, saya sudah dikasih kenikmatan dari Allah begitu banyak, didunia banyak dosa, usia mulai tua, maka harus meminta amlunan agar mendapatkan kenikmatan di akhirat," papar Agus Yusuf.
Sampai di Madinah, Agus merasa sangat haru sekaligus senang. Untuk penyandang disabilitas lain, Agus memberi motivasi harus rajin dan selalu optimis siapaun bisa dipanggil Allah ke tanah suci.
Menjelang persipan puncak haji di Makkah, dia mengaku memprioritaskan menjaga kesehatan, agar di ibadah wajib tidak sakit. "Alhamdulillah pelayanan baik, ada tim yang membantu terus mulai naik bus sampai pesawat dibantu, terima kasih," katanya.
Istri Senang Dampingi Suami
Sri Rohmatiah, istri Agus Yusuf yang menikah sejak 2003, dan sudah dikaruniai dua anak, mengaku terharu dan senang berkesempatan mendampingi suami. "Senang bisa melayani suami beribadah, mendorong kursi roda. Dan alhamdulillah dari KBIHU Multazam serta pemerintah, membantu sekali," katanya.
Sri menjelaskan, kesetiaannya, kesabarannya membantu suami adalah ibadah dan membuahkan pahala. "Ibadah saya pribadi, tidak terganggu karena sudah diatur atau ada caranya. Di masjid Nabawi misalnya, perempuan kan beda tempat, bapak saya minta jangan ke mana-mana, sebelum saya datang," paparnya.
Sehari-hari, istrinya memprioritaskan suami seperti membantu mandi, makan, wudlu, berpakaian dan lainnya. "Sempat was-was, beda lantai hotel bagaimana. Alhamdulillah dari teman-teman saling memahami," jelasnya.
Dia berprinsip, ke tanah suci untuk beribadah, maka akan menghindari emosi dan berusaha tetap sabar. "Yakin selalu akan ada yang membantu, dari awal mulai urusan koper, semua dibantu, alhamdulillah," ungkap Sri, ibu rumah tangga yang juga blogger.
Sementara itu, KH Mustaqim Basyari, pembimbing ibadah dari KBIHU Multazam Kabupaten Madiun menjelaskan, dirinya selalu meminta Agus Yusuf selalu bersyukur dan meminta kepada jemaah yang lebih muda banyak membantu. "Karena bisa jadi kemabruran berasal dari langkah menolngnya itu. Ahamdulillah, haji ramah lansia banyak perhatiannya," katanya pengasuh Ponpes Al Basyariyah Pilangkenceng, Kabupaten Madiun itu.
Kiai Mustaqim bangga karena istri Agus Yusuf begitu perhatian. "Alhamudulillah istrinya sangat perhatian, dan sehat semua. Semangatnya juga kuar biasa, ini kenikmatan yang harus disyukuri bersama-sama," ungkapnya. (*)
Pewarta | : Bambang H Irwanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |