TIMES JAKARTA, BALI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan empat inisiatif baru yang digagas Indonesia sebagai tuan rumah pada Pertemuan Tingkat Tinggi Forum Air Dunia (World Water Forum) Ke-10 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024). Inisiatif tersebut bertujuan memperkuat pengelolaan air global dan meningkatkan kerjasama antar negara dalam mengatasi tantangan terkait air.
"Melalui forum ini, Indonesia mengangkat empat inisiatif baru, yaitu penetapan Hari Danau Sedunia," kata Presiden Jokowi dalam pidato pembuka Pertemuan Tingkat Tinggi KTT WWF Ke-10, seperti disaksikan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta.
Presiden Jokowi merinci keempat inisiatif baru Indonesia dalam WWF ke-10. Inisiatif pertama adalah penetapan Hari Danau Sedunia atau "World Lake Day". Hari ini diusulkan untuk meningkatkan kesadaran global mengenai pentingnya konservasi dan pengelolaan danau secara berkelanjutan.
Inisiatif kedua adalah pendirian pusat keunggulan atau "Center of Excellence" di kawasan Asia Pasifik. Pusat ini diharapkan menjadi pusat penelitian dan pengembangan teknologi pengelolaan air yang inovatif dan berkelanjutan.
Ketiga, Indonesia mendorong pengelolaan air berkelanjutan di negara-negara pulau kecil. Inisiatif ini bertujuan untuk membantu negara-negara pulau kecil yang sering menghadapi tantangan besar terkait kelangkaan air dan perubahan iklim.
Keempat, adalah penggalangan proyek-proyek air yang berfokus pada kolaborasi internasional untuk mengatasi masalah air, baik dari segi ketersediaan, kualitas, maupun manajemen sumber daya air.
Fokus pada Solidaritas dan Kerjasama
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil dan yang mengalami kelangkaan air.
"Kita harus meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa Indonesia terus memberdayakan "hydro diplomacy" untuk kerja sama konkret dan inovatif, menghindari persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas. Diplomasi air ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk mempererat kerjasama antar negara dalam mengatasi tantangan air global.
Selain itu, Presiden menegaskan bahwa Indonesia konsisten memperkuat "political leadership" sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan. Kepemimpinan politik yang kuat diperlukan untuk memastikan bahwa komitmen dan aksi nyata dalam pengelolaan air dapat terlaksana dengan baik.
Pentingnya Air bagi Kehidupan
Di hadapan para kepala negara yang hadir, Presiden Jokowi menekankan bahwa peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Kelangkaan air, menurut Kepala Negara, dapat memicu konflik serta menjadi sumber bencana.
"Terlalu banyak air maupun terlalu sedikit dapat menjadi masalah bagi dunia," kata Presiden.
World Water Forum atau Forum Air Sedunia Ke-10 ini, menurut Presiden Jokowi, sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.
"Air bukan sekadar produk alam, tetapi merupakan produk kolaborasi yang mempersatukan kita, sehingga butuh upaya bersama untuk menjaganya," kata Presiden Jokowi seraya membuka pertemuan tingkat tinggi Forum Air Sedunia ke-10. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Empat Inisiatif Baru Usulan Jokowi dalam World Water Forum di Bali
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |