https://jakarta.times.co.id/
Berita

Israel Tembak Mati Warga Negara Amerika Serikat

Sabtu, 07 September 2024 - 13:16
Israel Tembak Mati Warga Negara Amerika Serikat Aysenur Ezgi Eygi yang tewas setelah kepalanya ditembak pasukan Israel di Tepi Barat. Anehnya AS tidak menyalahkan siapapun meski korban itu adalah warga negaranya.(FOTO: BBC)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pasukan Israel menembak mati seorang wanita muda, Aysenur Ezgi Eygi, 26, saat ikut ambil bagian dalam protes di dekat Nablus, Tepi Barat.

Aysenur Ezgi Eygi juga berkewarga negaraan Turki.

"Aysenur Ezgi Eygi ditembak kepalanya oleh pasukan Israel pada hari Jumat saat menanggapi protes tersebut," kata pejabat AS dan Palestina.

Dua orang saksi mata yang sempat berbicara dengan CNN mengatakan, wanita itu berpartisipasi dalam protes mingguan terhadap pemukiman Israel di dekat desa Palestina Beita.

Militer Israel telah mengakui telah menembaki para demonstran itu.

Dalam sebuah pernyataan, IDF menambahkan bahwa pasukannya merespons dengan tembakan ke arah provokator utama aksi kekerasan yang katanya melemparkan batu ke pasukan dan menimbulkan ancaman bagi mereka.

"IDF sedang menyelidiki laporan bahwa seorang warga negara asing tewas akibat tembakan yang dilepaskan di daerah tersebut,” kata pihak zionis.

Aysenur Eygi pernah menjadi relawan di Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), kelompok aktivis pro-Palestina yang sama dengan Rachel Corrie , warga negara AS yang juga dibunuh pada tahun 2003 saat mencoba menghalangi buldoser Israel yang hendak merobohkan rumah-rumah Palestina di Gaza.

Menurut ISM, Aysenur Eygi lulusan Universitas Washington, dan lulus dari institusi yang berpusat di Seattle musim semi ini.

Aksi brutal Israel itupun membuat
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyesalkannya.

"Jika kami memiliki informasi lebih lanjut, kami akan membagikannya, menyediakannya, dan jika diperlukan, kami akan menindaklanjutinya," kata Blinken.

Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Matthew Miller juga membenarkan identitas Eygi dan mengatakan, AS segera mengumpulkan lebih banyak informasi tentang keadaan kematiannya.

Miller juga menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dan orang-orang terkasih dsri Eygi.

Pernyataannya disuarakan oleh duta besar AS untuk Israel, Jack Lew yang mengatakan AS tidak memiliki prioritas lebih tinggi daripada keselamatan dan keamanan warga negara Amerika.

Eygi lahir di Antalya, sebagaimana dilaporkan media Turki.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyebut kematian itu "biadab".

Kementerian luar negeri Turki mengatakan, Eygi dibunuh oleh tentara pendudukan Israel di kota Nablus.

Aktivis tersebut dilarikan ke rumah sakit di Nablus dan kemudian dinyatakan meninggal.

Dr Fouad Nafaa, kepala Rumah Sakit Rafidia tempat Eygi dirawat, membenarkan bahwa seorang warga negara AS berusia pertengahan 20-an meninggal karena "tembakan di kepala".

Jonathan Pollak, seorang aktivis Israel yang turut serta dalam protes yang sama dengan Eygi mengatakan, ia mendengar dua kali tembakan peluru tajam, ditembakkan satu demi satu. "Kemudian saya mendengar tembakan lagi," katanya.

"Saya menemukannya tergeletak di tanah, di samping pohon, berdarah dari kepalanya," kata Pollak kepada kantor berita AFP, sambil menunjukkan darah di tangan yang digunakannya untuk menghentikan pendarahan kepala Eygi.

"Saya memeriksa denyut nadinya, denyut nadinya sangat lemah, kami memanggil ambulans.
Dari sana kami mengevakuasi dia ke pusat medis desa, di mana dokter masuk ke ambulans dan melanjutkan perjalanan ke rumah sakit, di mana mereka mencoba menyadarkannya tetapi gagal," ujarnya.

Pollak menambahkan, pembunuhan itu, kini menjadi sorotan karena dia adalah warga negara Amerika.

Hal ini terjadi saat pasukan Israel mundur dari kota Jenin dan kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki pada hari Jumat, setelah operasi besar selama sembilan hari di sana.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 36 warga Palestina tewas,  21 dari provinsi Jenin -l pada saat itu. Sebagian besar korban tewas diklaim oleh kelompok bersenjata sebagai anggotanya, tetapi kementerian mengatakan anak-anak juga termasuk di antara mereka yang tewas.

Dalam 50 tahun terakhir, Israel telah membangun pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, tempat lebih dari 700.000 orang Yahudi kini tinggal.

Permukiman tersebut dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.

Turki langsung mengutuk pembunuhan itu, namun Amerika Serikat menyebutnya sebagai peristiwa "tragis" dan meminta sekutunya, Israel, untuk melakukan penyelidikan.

Meski demikian Amerika Serikat tidak menyalahkan siapa pun. Padahal kantor hak asasi PBB secara langsung menuduh pasukan Israel membunuh Aysenur Ezgi Eygi, dengan mengatakan pasukan keamanan Israel menembak di kepala dan membunuhnya. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.