TIMES JAKARTA, JAKARTA – Berapa hari yang lalu seekor katak terbesar di dunia yang diberi nama Toadzilla ditemukan oleh polisi hutan Australia. Mereka mengungkap kejadian mengejutkan tersebut melalui cuitan di Twitter pada hari Kamis (17/1/2023).
Para polisi hutan tersebut juga terbelalak menyaksikan apa yang ada di hadapan mereka. Binatang ini diperkirakan bisa memecahkan rekor dunia untuk katak terbesar. Binatang yang berjenis kodok bangkong ini memang dikenal memiliki ukuran yang cukup besar.
Kodok bangkong merupakan sejenis katak dengan kulit kasar dengan pola berbintik-bintik pada kulit. Warna binatang ini umumnya coklat menyerupai habitat yang ditinggalinya yakni tanah dan rawa. Beberapa ada yang berwarna hitam.
Dalam bahasa Inggris jenis binatang ini dikenal sebagai cane toad. Dalam bahasa Indonesia sendiri jenis binatang ini dikenal sebagai kodok bangkong atau katak puru.
Awal Mula Toadzilla si Katak Super Besar Ditemukan
Awalnya polisi hutan bernama Keely Gray sedang melakukan tugasnya berkeliling melintasi belantara Queensland Australia dengan menggunakan kendaraan dinas. Dirinya kemudian berhenti karena ada seekor ular yag melintas jalanan tersebut.
Sambil menunggu ular melintas matanya memandang ke sekitar dan menemukan si katak yang kemudian dinamakan Toadzilla. "Saya turun dari kendaraan dan mengambil kodok bangkong dan tidak percaya dengan ukuran dan berat katak tersebut," ungkapnya.
Keely kemudian mengangkat dan membawanya ke markas polisi hutan untuk ditimbang. Kodok bangkong ini memiliki berat 2.7 kilogram, melebihi berat kodok bangkog terbesar di dunia yang memiliki berat 2.6 kilogram dan dipegang oleh Prinsen kodok berjenis serupa berasal dari Swedia.
Binatang ini dinyatakan berjenis kelamin perempuan dan dapat melahirkan ribuan telur dalam sekali persalinan. Sebagai informasi ukuran tubuh katak betina jenis kodok bangkong ini biasanya lebih besar daripada katak jantan.
Toadzilla Sayangnya Harus Dibunuh
Departemen Pertamanan dan Alam Liar Queensland memutuskan untuk melakukan tindakan euthanasia alias disuntik mati terhadap kodok bangkong dengan ukuran jumbo ini. Mereka melakukan hal tersebut dengan alasan demi keseimbangan ekosistem.
Kodok bangkong awalnya dikirim ke Australia sebagai pembasmi kumbang tebu atau cane beetle pada tahun 1935. Namun setelah itu populasi mereka tiba-tiba membludak dan tidak terkendali. Katak besar yang ditemukan diperkirakan bisa mengeluarkan 35.000 telur sekali persalinan.
Toadzilla sendiri di suntik mati karena ditakutkan dapat berkembang biak dengan cepat dan mengganggu keseimbangan alam. Hewan seukuran ini juga ditakutkan akan memakan binatang yang lebih besar sesuai dengan ukuran badannya.
"Katak seukuran ini akan berakibat buruk dan menjadi hama bagi spesies asli Australia jadi pencegahan merupakan langkah bagus untuk mengatur (populasi) mereka," ungkap Barry Nolan, petugas Departemen Pertamanan dan Alam Liar Queensland.
Dilansir dari CNN, badan Toadzilla kini disumbangkan ke Queensland Museum Australia untuk diteliti lebih lanjut. Kodok bangkong dengan berat 2.7 kilogram ini juga rencananya akan didaftarkan ke Guinnes World Records sebagai katak terbesar di dunia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Nasib Mengenaskan Toadzilla, Katak Terbesar di Dunia dari Australia
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |