TIMES JAKARTA, JAKARTA – Negara Maroko menjadi buah bibir sejagat. Termasuk di Indonesia. Itu karena timnas mereka berhasil mendapat tiket untuk melaju ke semifinal Piala Dunia 2022 Qatar, setelah mengalahkan timnas Portugal dengan skor 1-0.

Dengan kemenangan itu, membuat Maroko sebagai sejarah tim Afrika yang berhasil masuk ke semifinal, dan akan melawan Prancis untuk merebut tiket ke final nanti.

Dalam sejarahnya, di Indonesia sendiri, negara Maroko sudah familiar di telinga masyarakat. Selain karena sama-sama mayoritas beragama Islam, juga ada beberapa tokoh muslim Maroko yang pernah berdakwah di tanah air hingga hayatnya.

Adalah Syekh Maghribi atau yang lebih dikenal dengan Syekh Maulana Muhammad al-Maghribi. Dikutip TIMES Indonesia dari laman resmi Kemendikbud RI, ia salah seorang anggota Wali Songo periode pertama. Ia berasal dari Maroko. Ia datang ke pulau Jawa pada tahun 808 H atau 1404 M, dalam tugas berdakwah. Syekh Maghribi wafat tahun 1465 M.

Namun kuburannya terdapat di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah dan juga di Cirebon. Belum diketahui secara tepat, mana kuburan jasad dan mana yang merupakan petilasan.

Dalam buku Wali Sanga yang disusun oleh Asnan Wahyudi dan Abu Khalid, MA, Syekh Maghribi juga diidentikan dengan Syekh Maulana Muhammad al-Maghribi. Disebutkan juga, belum diketahui secara tepat, mana kuburan jasad dan mana yang merupakan petilasan.

Syekh Maulana Muhammad al-Maghribi sezaman dengan Syekh Maulana Ahmad Juwadil Kubra yang berasal dari Mesir. Setelah wafat ia dikuburkan di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Seperti juga Syekh Maghribi, ia juga berdakwah secara keliling. Oleh karenanya, tak mengherankan petilasannya terdapat di mana-mana.

Khusus mengenai Syekh Maulana Muhammad al-Maghribi rupanya dahulu dalam dakwah kelilingnya sampai ke Cirebon serta berdiam untuk beberapa lama. Masyarakat di sana meyakini, makan Syekh Maghribi yang terdapat di Cirebon adalah benar-benar kuburan jasadnya.

Sekilas Negara Maroko 

Ibu kota Maroko adalah Rabat dan kota terbesarnya adalah Casablanca. Maroko memiliki sejarah yang berbeda dengan negara tetangganya. Dimana, kebudayaan Maroko merupakan campuran antara budaya Arab, Eropa dan Berber. 

Maroko adalah sebuah monarki konstitusional dengan parlemen yang dipilih. Raja Maroko memegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang luas, terutama dalam militer, kebijakan luar negeri dan urusan agama.

Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh pemerintah, sedangkan kekuasaan legislatif dipegang pemerintah dan dua lembaga parlemen, Majelis Perwakilan Rakyat dan Majelis Anggota Dewan. Raja dapat mengeluarkan dekrit yang disebut dahirs yang memiliki kekuatan hukum.

Dia juga bisa membubarkan parlemen setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri dan Presiden Mahkamah Konstitusi. Agama resmi dan mayoritas di Maroko adalah Islam, dan bahasa resmi adalah Arab dan Berber.

Bahasa Arab Maroko disebut sebagai Darija dan bahasa Prancis juga banyak digunakan. Maroko adalah anggota berpengaruh dari Liga Arab. Negara itu memiliki ekonomi terbesar kelima di Afrika. 

Ekonomi Maroko dianggap sebagai ekonomi relatif liberal yang diatur oleh hukum penawaran dan permintaan. Sejak 1993, negara ini telah mengikuti kebijakan privatisasi sektor ekonomi tertentu yang dulu berada di tangan pemerintah.

Maroko telah jadi pemain utama dalam urusan ekonomi Afrika. Forum Ekonomi Dunia menempatkan Maroko sebagai ekonomi paling kompetitif pertama di Afrika Utara dalam laporan Day Saing Afrika 2014-2015.

Sektor jasa menyumbang lebih dari setengah dari PDB, industri yang terjadi dari pertambangan, konstruksi dan manufaktur adalah seperempat tambahan. Sektor yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah sektor pariwisata, telekomunikasi dan tekstil. (*)