TIMES JAKARTA, JAKARTA – Anggota DPR RI Komisi XII dari Fraksi PDI Perjuangan, Cornelis kembali megajak Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), menjadi pelopor toleransi dan cinta tanah air. Hal itu ia sampaikan saat memberikan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Desa Sidas, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Minggu (6/7/2025).
Kegiatan yang diikuti lebih dari 600 orang ini nampak terlihat hadir Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, Camat Sengah Temila, Kepala Desa Sidas dan Kepala Dusan. Pasalnya, sosialisasi ini bertujuan menanamkan nilai-nilai dari Empat Pilar Kebangsaan, kepada perempuan Katolik di pedesaan.
“Perempuan Katolik harus menjadi pelopor dalam memelihara keutuhan dan keharmonisan bangsa,” ujar Cornelis dalam sambutannya.
Sementara itu, Cornelis menilai bahwa WKRI tidak hanya menjadi pelayan di altar gereja, tetapi juga pelayan di tengah masyarakat dan bangsa.
Menurutnya, WKRI adalah garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui pendidikan keluarga, pelayanan sosial, dan aksi nyata dalam kehidupan.
Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat yang hadir tanpa mobilisasi. “Saya selalu senang dan bangga berada di tengah-tengah masyarakat, apalagi mereka yang ada di pelosok. Berkumpulnya 600 orang ini bukti kecintaan masyarakat terhadap tanah air,” tuturnya.
Lebih lanjut, Cornelis memaparkan secara rinci peran penting WKRI dalam empat pilar diantaranya:
Pertama, Pancasila sebagai dasar moral dan etika bangsa, menurut Cornelis harus menjadi pedoman dalam membentuk keluarga yang religius, adil, dan toleran.
Kedua, UUD 1945 sebagai pedoman konstitusional, menjadi dasar penting bagi perempuan Katolik untuk meningkatkan literasi hukum dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak.
Ketiga, sebagai bentuk negara final, menuntut peran aktif WKRI dalam menolak radikalisme dan memperkuat rasa cinta tanah air melalui berbagai program organisasi.
Keempat, Bhinneka Tunggal Ika, menurut Cornelis, adalah wujud nyata dari semangat keberagaman yang wajib dijaga melalui dialog antaragama, kerjasama sosial lintas komunitas, dan penguatan toleransi di masyarakat.
“Empat pilar kebangsaan itu bukan sekadar hafalan atau jargon. Harus kita jadikan panduan hidup sebagai warga negara. Saya berharap ibu-ibu WKRI di Desa Sidas ini bisa menjadi pionir harmoni di keluarga dan lingkungan sekitarnya,” tegas mantan Bupati Landak dua periode itu.
Sebagai tokoh yang dikenal dekat dengan masyarakat, Cornelis juga menekankan pentingnya hidup rukun dan harmonis di tingkat keluarga sebagai fondasi perdamaian nasional.
Ia berharap, para perempuan Katolik mampu menjadi agen perdamaian dan perubahan positif di lingkungan sosialnya.
“Peran perempuan sangat vital dalam menjaga keharmonisan bangsa, dimulai dari keluarga. Kalau rumah tangga damai, masyarakat pun akan damai,” imbuh Cornelis.
Sosialisasi ini juga disambut antusias oleh para peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Kecamatan Sengah Temila. Banyak di antara mereka mengaku termotivasi untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial dan kebangsaan setelah mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab serta doa bersama untuk Indonesia yang damai, rukun, dan tetap kokoh dalam bingkai Empat Pilar Kebangsaan.
Dalam momentum ini, Cornelis kembali menegaskan komitmennya untuk terus turun ke masyarakat, terutama pelosok desa, guna memperkuat semangat kebangsaan dari bawah.
“Kita ingin Indonesia yang kuat, dimulai dari desa-desa yang damai. Dan kunci kedamaian itu adalah perempuan-perempuan hebat seperti ibu-ibu semua,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |