TIMES JAKARTA, JAKARTA – Jerawat bisa muncul di usia berapa pun. Meskipun lebih sering terjadi pada remaja dan wanita yang mengalami menopause, kondisi ini memengaruhi sekitar sebagian besar orang setiap tahunnya.
Jerawat muncul akibat ketidakseimbangan hormon. Ketika kelenjar kulit memproduksi minyak berlebih, pori-pori dapat tersumbat, menciptakan lingkungan yang memungkinkan bakteri berkembang dan menyebabkan munculnya jerawat.
Jerawat hadir dalam berbagai bentuk dan tingkat keparahan, mulai dari komedo hitam, komedo putih, hingga kista dan nodul yang lebih dalam. Untuk mengatasinya, penelitian telah lama merekomendasikan penggunaan obat topikal seperti benzoyl peroxide, antibiotik seperti tetracycline, atau obat oral yang mengandung vitamin A, seperti isotretinoin, yang digunakan untuk kasus jerawat sedang hingga parah.
Di sisi lain, ada juga yang mencari pengobatan alami untuk jerawat melalui suplemen vitamin dan mineral. Apakah cara ini efektif? Dan jika iya, mana yang paling baik? Simak penjelasannya berikut ini.
Vitamin A
Vitamin A dapat membantu mengatasi jerawat, tetapi cara mengonsumsinya harus tepat.
Menurut para ahli di Universitas Michigan, suplemen vitamin A dalam bentuk oral tidak bekerja dengan cara yang sama seperti vitamin A topikal. Bahkan, mereka memperingatkan bahwa konsumsi suplemen vitamin A dalam dosis tinggi bisa lebih berbahaya daripada bermanfaat.
Karena vitamin A bersifat larut dalam lemak, kelebihan asupannya dapat menumpuk dalam tubuh. Konsumsi lebih dari 10.000 IU per hari bisa menjadi racun, terutama bagi wanita yang sedang hamil atau berencana hamil. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen sangat disarankan.
Sebaliknya, vitamin A yang digunakan dalam bentuk topikal lebih efektif. Sebagian besar obat topikal mengubah vitamin A menjadi retinoid, yang mampu merangsang regenerasi kulit dan mempercepat proses penyembuhan. Menurut Mayo Clinic, retinoid adalah salah satu perawatan jerawat yang paling efektif karena dapat mempercepat pergantian sel kulit.
Beberapa merek retinoid yang populer, dari yang paling ringan efek sampingnya, termasuk tazarotene (Tazorac) dan adapalene (Differin). Obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Namun, retinoid tidak disarankan untuk wanita hamil. Selain itu, pengguna retinoid harus berhati-hati terhadap paparan sinar matahari karena zat ini dapat melemahkan perlindungan alami kulit terhadap sinar UV. Oleh karena itu, pemakaian tabir surya sangat dianjurkan.
Zinc (Seng)
Zinc adalah mineral yang juga memiliki manfaat dalam mengatasi jerawat. Mineral ini bisa dikonsumsi sebagai suplemen oral atau diaplikasikan secara topikal.
Tinjauan dari berbagai penelitian menemukan bahwa zinc dapat membantu mengurangi produksi minyak di kulit, serta melindungi kulit dari infeksi bakteri dan peradangan.
Tubuh hanya membutuhkan zinc dalam jumlah kecil. Kantor Suplemen Diet (Office of Dietary Supplements) merekomendasikan asupan harian sebesar 8–11 mg untuk orang dewasa. Beberapa bukti menunjukkan bahwa dosis aman sekitar 30 mg per hari bisa membantu mengatasi jerawat. Namun, konsumsi zinc dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, serta kekurangan tembaga dalam tubuh.
Selain dalam bentuk suplemen, zinc juga bisa digunakan dalam bentuk lotion topikal. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lotion yang mengandung 1,2% zinc acetate dan 4% erythromycin secara signifikan membantu membersihkan jerawat.
Selain vitamin A dan zinc, mungkin Anda juga pernah mendengar bahwa vitamin E dapat membantu mengatasi jerawat. Namun, hubungan antara jerawat dan vitamin E belum diteliti secara mendalam seperti vitamin A dan zinc.
Meski begitu, sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang memiliki jerawat cenderung mengalami kekurangan vitamin E, A, dan zinc. Oleh karena itu, memastikan asupan harian vitamin E sebesar 15 mg bisa menjadi langkah yang baik untuk menjaga kesehatan kulit. (*)
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |