TIMES JAKARTA, JAKARTA – Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 21/P Tahun 2022 tentang Pengangkatan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Andi Widjajanto sah menjadi Gubernur Definitif Lemhanas RI.Gubernur baru Lemhanas ini bukan sosok yang asing khususnya di dunia pertahanan dan politik Indonesia. Rekam jejaknya terdeteksi sangat dekat dengan partai berkuasa yaitu PDIP.
Muncul pertanyaan, mampukah Andi Widjajanto mengemban tugas berat sebagai pucuk pimpinan di Lembaga Ketahanan Nasional?. Alumni Industrial College of Armada Forces, Amerika Serikat ini pernah menjadi Sekretaris Kabinet tahun 2014-2015, lalu menjadi Penasihat Senior Kepala Staf Keresidenan.
Mengutip situs resmi Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden ini bertugas dalam penyiapan kader serta melakukan pemantapan untuk putra pimpinan tingkat nasional yang memiliki wawasan nusantara dan miliki etika sebagai negarawan.
Tentunya Lemhanas memiliki fungsi selain menyelenggarakan pendidikan atau pemantapan pimpinan namun juga serius dalam kajian yang berkaitan dengan permasalahan nasional dan internasional untuk mewujudkan keutuhan negara.
Tantangan masa depan lembaga ini tentu tidak mudah. Andi Widjajanto idealnya harus mampu membawa Lemhanas bertransformasi dan relevan dengan perkembangan teknologi. Keberadaan perang siber yang terus mengancam juga bukan pekerjaan gampang dan harus menjadi perhatian, mengingat tahun 2021 ada 1,6 miliar serangan siber.
Dahulu perang lebih banyak terkonsentrasi di darat, laut dan udara, namun sekarang keamanan siber menjadi penentu kemenangan.
Belum lagi isu radikalisme juga kembali hangat akhir-akhir ini. Penangkapan terduga terorisme terus meningkat. Sepanjang tahun 2022, sudah mencapai 56 orang. Lemhanas dengan fungsi pengembangan penyelenggaraan pendidikan kader dan pimpinan tingkat nasional harus terus melakukan evaluasi agar pemahaman nilai-nilai kebangsaan terus berkembang hingga sampai ke level masyarakat.
Ada yang menarik, beberapa waktu lalu dalam infografis yang diposting akun resmi Instagram Lemhanas, ada 3 arahan khusus dari Presiden ke-5 Republik Indonesia yaitu Megawati Soekarnoputri kepada Gubernur Lemhanas, yaitu Pancasila, proyeksi geopolitik masa depan dan pemikiran strategis tokoh-tokoh bangsa (termasuk Bung Karno).
Merujuk kamus The Penguin Dictionary of Internatioonal Relations, geopolitik merupakan metode untuk mempelajari politik luar negeri suatu negara, untu memahami, menjelaskan serta memprediksi perilaku politik internasional.
Berkaitan dengan pandangan geopolitik Soekarno, akhir-akhir ini kembali hangat menjadi perbincangan. Mungkin, kaitannya dengan pemikiran geopolitik Soekarno tentunya tidak terlepas dari Soekarno muda yang mampu menganalisa dan memprediksi masa depan dengan bekal pengetahuan akar budaya yang baik serta kemampuan menghubungkan prediksi Hector Charles Bywater dalam buku “ The Great Pasifik War”.
Apapun itu, tugas berat Gubernur Lemhanas menanti. Andi yang berasal dari kalangan sipil, bukan menjadi hambatan memimpin lembaga ini. Meski kursi Gubernur Lemhanas sering diduduki oleh kalangan militer, juga ada pendahulu yang non militer dan berhasil memimpin lembaga itu.
Pendidikan Lemhanas tentu tidak hanya menambah pengetahuan berkaitan dengan kebangsaan, wawasan nusantara, juga akan menciptakan kepercayaan diri para pemimpin dalam mengemban tugas-tugas. Semoga, Gubernur baru Lemhanas mampu membawa lembaga ini semakin profesional dalam menjalankan tugas membantu Presiden dalam berbagai hal baik penyiapan kader dan pemantapan pimpinan level nasional, fokus menyelenggarakan pengkajian terkait permasalahan nasional, regional bahkan internasional untuk tetap terwujudnya keutuhan NKRI, serta meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan yang sesuai dengan karakter bangsa.
***
*) Oleh: Iqbal Suliansyah, Sekretaris Divisi Kajian Stratejik Dewan Pimpinan Pusat Rumah Produktif Indonesia, Alumni SPPB IX Megawati Institute.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : |
Editor | : Faizal R Arief |