TIMES JAKARTA, JAKARTA – Ledakan bom mengguncang salah satu jalan sibuk di Kota Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, pada Selasa (24/9). Insiden yang terjadi di dekat markas Korps Perbatasan (Frontier Corps) itu menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 32 lainnya.
Melansir Sputnik-OANA, Menteri Kesehatan Provinsi Balochistan, Bakht Muhammad Kakar, memastikan jumlah korban tewas dan luka.
“Sepuluh orang tewas, sedangkan 32 lainnya mengalami luka dalam ledakan tersebut. Korban luka telah dibawa ke Rumah Sakit Sipil dan Pusat Trauma,” ujarnya, dikutip dari surat kabar Dawn.
Ledakan terjadi ketika sebuah mobil berbelok dari kawasan Model Town menuju Jalan Hali, yang tak jauh dari markas Korps Perbatasan Quetta. Hal ini diungkapkan oleh Inspektur Senior Operasi Khusus Kepolisian Quetta, Muhammad Baloch.
Kepala Menteri Provinsi Balochistan, Mir Sarfraz Bugti, mengecam keras insiden tersebut. Ia menyebut ledakan itu sebagai aksi terorisme yang mengancam stabilitas keamanan Pakistan.
Pasukan keamanan yang langsung diterjunkan ke lokasi berhasil menaklukan empat orang penyerang dalam baku tembak yang menyusul setelah ledakan. Situasi di sekitar lokasi pun segera diamankan.
Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, juga mengecam serangan bom bunuh diri tersebut. Kantor kepresidenan menyebut pelaku sebagai bagian dari “fitna-e-khawarij”, istilah yang digunakan otoritas Pakistan untuk merujuk kepada kelompok militan Tehreek-e-Taliban-e-Pakistan (TTP), yang telah lama dilarang karena aksi-aksi terorismenya. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |