https://jakarta.times.co.id/
Berita

Turki Tarik Dubesnya dari Israel, AS Berseberangan dengan Negara-Negara Arab

Minggu, 05 November 2023 - 08:35
Turki Tarik Dubesnya dari Israel, AS Berseberangan dengan Negara-Negara Arab Para pengunjuk rasa menunjukkan dukungan untuk warga Palestina selama demonstrasi duduk di Manama. (FOTO: Reuters )

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Turki menjadi negara ketujuh yang menarik duta besarnya dari Israel, Sabtu (4/11/2023). Ini dikatakan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

"Netanyahu bukan lagi seseorang yang dapat kami ajak bicara," ujar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Sementara itu hasil pertemuan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dengan para pemimpin penting Arab di Yordania, Sabtu (5/11/2023) hasilnya berseberangan.

Tujuh negara yang sudah menarik duta besarnya bahkan sampai memutus hubungan diplomatiknya dengan Israel itu adalah Kolombia, Chile, Honduras, Yordania, Bolovia, Bahrain dan Turki.

Tuntutan gencatan senjata dari negara-negara di dunia, bahkan dari PBB sekalipun, sama sekali tak digubris oleh Benjamin Netanyahu. 

Amerika Serikat, seperti dikemukakan Menteri Luar Negerinya, Antony Blinken  juga menolak tuntutan gencatan senjata itu.

Saat bertemu pada bertemu dengan para pemimpin penting Timur Tengah, Sabtu di Yordania itu, Blinken menyatakan menolak seruan gencatan senjata, dan hanya menyetujui jeda kemanusiaan.

Pada pertemuan di Yordania itu para pemimpin Arab menginginkan pertempuran segera dihentikan. Mereka menuduh Israel melakukan kejahatan perang.

"Kami tidak menerima bahwa ini adalah pembelaan diri," kata Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi pada konferensi pers dengan Blinken setelah pembicaraan tersebut, yang juga melibatkan Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Tetapi AS tetap mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri melawan Hamas. Safadi menggambarkan, konflik tersebut sebagai perang yang berkecamuk yang menewaskan warga sipil, menghancurkan rumah mereka, rumah sakit, sekolah, masjid dan gereja mereka.

"Hal ini tidak dapat dibenarkan dengan dalih apa pun dan tidak akan membawa keamanan bagi Israel, tidak akan membawa perdamaian di kawasan," tegasnya.

Ada kekhawatiran bahwa perang tersebut bisa menarik aktor-aktor regional lainnya dan menyebabkan destabilisasi di Timur Tengah.

Blinken, yang menyerukan jeda kemanusiaan daripada gencatan senjata mengatakan, meskipun AS tidak setuju dengan para pemimpin Arab mengenai beberapa cara untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut, tujuan mereka tetap sama.

"Kita semua memahami bahwa kita tidak hanya mempunyai kepentingan, namun juga tanggung jawab untuk melakukan segala yang kita bisa untuk memetakan jalan ke depan yang lebih baik bersama-sama," katanya.

Dukungan AS terhadap serangan Israel itu semakin kuat dengan semakin dirapatkannya kekuatan kelompok kapal perangnya seperti kapal induk USS Eisenhower di Laut Mediterania.

Hingga kini Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga masih terus memerintahkan pasukannya menggempur Gaza, meski yang menjadi korbannya sebagian besar adalah anak-anak dan wanita.

Di Israel sendiri, ribuan warga Israel protes, menuntut agar Benjamin Netanyahu mengundurkan diri menyusul amukan berdarah Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1400 orang yang memicu perang terbaru Israel-Hamas.

Mereka melakukan protes di luar kediaman resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di pusat Yerusalem dan menyerukan kembalinya para sandera.

Netanyahu hingga kini menolak untuk bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober itu, saat ribuan militan Hamas bisa masuk dan menyerbu Israel.

Dia mengatakan para pejabat, termasuk dirinya sendiri, akan memberikan jawaban kepada publik, tetapi hanya setelah perang.

Israel telah melakukan serangan udara selama berminggu-minggu dan melancarkan serangan darat di Gaza, dan para pejabat kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 9.488 orang meninggal dunia, 3.900 diantaranya adalah anak-anak kecil dan perempuan, dalam pertempuran itu.

Ada sekitar 240 orang hingga kini disandera Hamas, 60 diantaranya telah tewas oleh serangan Israel.

Serangan Israel pun beberapa hari terakhir secara intensif telah menyimpang dari konsep perang, karena sasarannya ke sekolah-sekolah, rumah sakit, tempat penampungan pengungsi warga sipil milik PBB sekalipun, bahkan ambulance-ambulance.

Karena itu dunia mengecam tindakan Israel yang dinilainya sudah tidak proporsional itu.

Untuk rasa pun pecah di banyak negara, seperti di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman dan di banyak negara lainnya.

Bahkan sejumlah negara juga menarik duta besarnya dari Israel, bahkan ada yang memutuskan hubungan diplomatiknya, dimana terbaru adalah Turki yang menarik duta besarnya dari Israel. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.