TIMES JAKARTA, JAKARTA – Amerika Serikat akhirnya terlibat langsung dalam serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa serangan tersebut dilakukan secara presisi dengan menggunakan jet pengebom siluman B-2 dan berhasil menghantam target di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Dalam pernyataannya melalui platform Truth Social, Trump menyebut serangan itu sebagai “sangat sukses” dan menyatakan seluruh pesawat “telah kembali dengan selamat.” Ia juga menambahkan, “Sekarang adalah saatnya bagi perdamaian,” memberikan sinyal bahwa operasi militer ini bukan awal dari perang terbuka.
Sumber resmi pemerintah AS yang dikutip Reuters, membenarkan bahwa jet B-2 dikerahkan dari pangkalan di Guam dan dilibatkan dalam serangan ke fasilitas bawah tanah Iran.
B-2 dikenal sebagai pesawat pengebom berkemampuan siluman yang dapat membawa bom penghancur bunker, seperti GBU-57, yang dirancang untuk menembus struktur bawah tanah seperti yang dimiliki Iran di Fordow dan Natanz.
Ketegangan Meningkat
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya konflik militer antara Israel dan Iran selama lebih dari sepekan terakhir. Israel sebelumnya telah lebih dulu meluncurkan serangan ke fasilitas-fasilitas militer dan nuklir Iran, dengan alasan untuk menghentikan potensi pengembangan senjata nuklir oleh Teheran.
Iran sendiri membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai.
Meski demikian, bentrokan udara antara kedua negara telah menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak, serta kerusakan infrastruktur, termasuk akibat serangan drone Iran ke wilayah Beit Shean di Israel bagian utara.
Reaksi Internasional dan Risiko Eskalasi
Sejumlah negara Barat, termasuk Inggris dan Prancis, telah mendorong upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan. Namun hingga saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil nyata.
Rusia turut mengecam tindakan militer AS, dengan menyebut penggunaan senjata penghancur terhadap fasilitas nuklir sebagai langkah yang "berpotensi membawa konsekuensi katastropik."
Sementara itu, harga minyak dunia dilaporkan melonjak hampir 3 persen sebagai dampak dari meningkatnya risiko geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Trump belum mengonfirmasi apakah serangan ini menandai keterlibatan penuh militer AS dalam konflik, namun dalam pernyataan lanjutan ia mengatakan akan membuat keputusan dalam dua minggu ke depan terkait langkah selanjutnya.
Fordow “Telah Dihancurkan”
Dalam unggahan terpisah, Trump menyebut bahwa “Fordow telah dihancurkan.” Pernyataan ini merujuk pada fasilitas penyimpanan dan pengayaan uranium bawah tanah milik Iran yang terletak dekat kota Qom. Lokasi ini dikenal sangat dijaga ketat dan berada jauh di dalam tanah, menjadikannya target yang sulit dijangkau oleh serangan konvensional.
Sampai berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari pemerintah Israel terkait apakah pasukan mereka juga terlibat dalam serangan terbaru ini bersama AS. Namun pengamat menilai, keterlibatan langsung militer AS secara signifikan memperluas skala konflik yang sebelumnya bersifat bilateral menjadi berpotensi regional. (*)
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |