TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sebuah jet penumpang Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines jatuh di dekat kota Aktau, Kazakhstan, pada Rabu (25/12/2024). Insiden tersebut menewaskan 38 orang, sementara 29 korban selamat dirawat di rumah sakit.
Penerbangan J2-8243 ini dilaporkan menyimpang ratusan kilometer dari jalur penerbangan yang dijadwalkan, dari Baku, Azerbaijan, menuju Grozny, Rusia. Menurut pengawas penerbangan Rusia, insiden tersebut mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, meskipun pakar penerbangan meragukan kemungkinan tersebut.
Rekaman video menunjukkan pesawat Embraer menukik tajam sebelum menghantam pantai, menyebabkan ledakan besar dan asap hitam pekat membubung ke udara. Penumpang yang terluka terlihat keluar dari puing-puing pesawat yang masih utuh sebagian.
Namun, menurut analis Richard Aboulafia, tabrakan dengan burung biasanya tidak menyebabkan pesawat menyimpang jauh dari jalur penerbangan seperti ini.
Pengawas penerbangan Rusia melaporkan bahwa bandara di Makhachkala, yang merupakan bandara terdekat saat pesawat hilang dari radar, ditutup selama beberapa jam pada Rabu pagi. Penutupan ini terjadi setelah laporan serangan drone di wilayah Chechnya dan daerah sekitarnya.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menyatakan bahwa pesawat tersebut mengubah jalur karena cuaca buruk. Namun, ia menekankan bahwa penyebab pasti kecelakaan harus diselidiki secara menyeluruh.
Kementerian Darurat Kazakhstan mengonfirmasi telah menemukan kotak hitam pesawat, yang akan membantu penyelidikan lebih lanjut.
Pemerintah Kazakhstan membentuk komisi khusus untuk menyelidiki insiden ini, bekerja sama dengan otoritas Azerbaijan. Sementara itu, Azerbaijan Airlines menghentikan sementara penerbangan dari Baku ke Grozny hingga investigasi selesai. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh di Kazakhstan, 38 Orang Tewas
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |