TIMES JAKARTA, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang yang diperkirakan masih akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia sepanjang bulan April 2025.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat ini masih berada dalam rentang musim siklon tropis yang berlangsung dari November hingga April, khususnya di belahan selatan. Secara klimatologis, hal ini turut meningkatkan curah hujan di wilayah timur dan selatan Indonesia.

"Jadi selama sepekan ke depan, wilayah Indonesia berpotensi dipengaruhi oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang diprediksi aktif di Samudera Hindia barat Sumatera, Papua Selatan, dan Laut Arafura bagian selatan," kata Andri saat dikonfirmasi, Selasa (15/4/2025).

BMKG mencatat bahwa fenomena MJO yang dikombinasikan dengan gelombang atmosfer lain seperti gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan Low Frequency turut berperan dalam meningkatkan aktivitas konvektif dan membentuk pola sirkulasi siklonik di sebagian besar wilayah tengah hingga timur Indonesia.

Dua Bibit Siklon Tropis Dipantau

BMKG saat ini juga tengah memantau pertumbuhan dua bibit siklon tropis, yaitu 96S dan 97S. Bibit 96S diprediksi akan menguat dalam 48 hingga 72 jam mendatang dengan kecepatan angin lebih dari 35 knot. Bibit ini bergerak ke arah barat hingga barat daya menjauhi wilayah Indonesia, namun tetap berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dengan tingkat probabilitas sedang hingga tinggi.

Sementara itu, bibit 97S yang berada di sekitar Laut Arafura menunjukkan perkembangan yang lebih lambat dan dinilai memiliki potensi rendah untuk menjadi siklon tropis dalam waktu dekat.

Sirkulasi Siklonik dan Labilitas Atmosfer

Selain bibit siklon, BMKG juga mengamati sirkulasi siklonik yang tengah berlangsung di perairan selatan Banten, Laut Natuna, dan wilayah selatan Papua. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya daerah perlambatan kecepatan angin dan pertemuan angin, yang berpotensi meningkatkan curah hujan dan cuaca ekstrem.

Daerah perlambatan kecepatan angin tercatat memanjang dari Samudera Hindia barat Banten hingga barat Lampung, serta di Laut Cina Selatan dan Laut Jawa bagian barat.

“Labilitas atmosfer skala lokal yang kuat juga terdeteksi di sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, berbagai wilayah Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua,” ujar Andri.

Prakiraan Cuaca 15–21 April 2025

BMKG memetakan bahwa pada periode 15–17 April 2025, cuaca Indonesia secara umum akan didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Namun, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Wilayah yang berpotensi dilanda angin kencang selama periode tersebut antara lain Maluku dan Papua Selatan.

Sementara pada periode 18–21 April 2025, potensi hujan sedang hingga lebat masih mengintai beberapa wilayah, termasuk Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Papua Pegunungan, dan Papua. Daerah yang harus waspada terhadap angin kencang mencakup Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang. Serta memperbaiki kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal untuk meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi. (*)