https://jakarta.times.co.id/
Berita

Tak Satupun Negara di Dunia yang Bisa Hentikan Kekejian Israel

Selasa, 16 September 2025 - 17:18
Tak Satupun Negara di Dunia yang Bisa Hentikan Kekejian Israel Kendaraan militer Israel di dekat pagar perbatasan di wilayah Palestina yang terkepung pada 16 September 2025. (FOTO: Arab News/AFP)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Tak ada satupun negara di dunia yang bisa menghentikan kekejian Israel yang mendapat dukungan penuh Amerika Serikat itu terhadap rakyat Palestina di Gaza, dan Selasa (16/9/2026) hari ini, mereka mulai memperluas serangannya dan telah membunuh sedikitnya 41 warga Palestina.

Sebanyak 41 warga Palestina itu meninggal sejak serangan Israel dini hari tadi,  37 diantaranya warga kota Gaza.

Serangan Israel yang mengerahkan dua divisi militernya itu menargetkan permukiman dan pusat-pusat pengungsian. Divisi ketiga akan segera bergabung dengan mereka.

Sumber pertahanan sipil melaporkan, tentara Israel melakukan pembantaian di daerah Keamanan Umum di utara Kota Gaza dengan mengebom sebuah rumah yang menampung orang-orang terlantar, menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 40 lainnya.

Tim penyelamat mengonfirmasi, menemukan delapan jenazah korban syahid dan 10 korban luka, serta penyelamatan enam orang dari bawah reruntuhan kompleks perumahan yang dihuni tiga keluarga di dekat persimpangan General Security di lingkungan Sheikh Radwan.

Sejumlah besar warga sipil lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan yang menyebabkan akses ke mereka sulit.

Israel juga mengebom area sekitar Sekolah Hamama, yang menampung para pengungsi di lingkungan Sheikh Radwan, serta area sekitar menara intelijen di Gaza barat laut.

Menurut sumber lokal, mereka juga meledakkan "robot jebakan" di area yang sama.

Dalam serangan lainnya, empat orang meninggal dunia dan lainnya terluka ketika sebuah rumah menjadi sasaran di daerah Al-Khadariyah di lingkungan Al-Sabra, selatan kota.

Di Jalur Gaza tengah, Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat mengumumkan, mereka telah menerima tujuh orang yang menjadi martir dan 20 orang lainnya terluka dalam 24 jam terakhir akibat dari penembakan bertubi-tubi yang dilakukan Israel terhadap warga sipil yang berkumpul di titik distribusi bantuan kemanusiaan di selatan Wadi Gaza dan serangan lainnya di Jalur Gaza tengah.

Sambil melakukan penyerangan besar-besaran, Israel juga memperingatkan penduduk untuk meninggalkan kota tersebut.

Rumah Sakit Shifa di kota itu mengatakan pihaknya juga menerima jenazah 20 orang yang meninggal dunia dalam serangan yang menghantam beberapa rumah di lingkungan barat, sementara 90 orang lainnya yang terluka tiba di fasilitas itu dalam beberapa jam terakhir.

PBB memperkirakan lebih dari 220.000 warga Palestina telah meninggalkan Gaza utara sebulan terakhir. Diperkirakan 1 juta warga Palestina tinggal di wilayah sekitar Kota Gaza sebelum peringatan evakuasi itu dikeluarkan.

Sejak semalam, Gaza telah diserang melalui udara besar-besaran oleh militer Israel. Mereka juga mengusir penduduk Gaza untuk pindah ke selatan.

Juru bicara bahasa Arab Israel,  Avichay Adree juga mengumumkan perluasan operasi Israel di X, setelah semalaman serangan hebat terhadap Gaza utara yang menewaskan sedikitnya 20 orang.

Namun penduduk Kota Gaza yang dilanda kelaparan itu tidak bisa mengungsi karena kepadatan penduduk di selatan Gaza serta tingginya harga transportasi.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel,  Israel Katz mengatakan "Gaza sedang terbakar" saat Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meninggalkan Israel menuju Qatar.

Hanya Mengecam

Sementara negara-negara Arab dan Muslim yang Senin kemarin mengadakan KTT Darurat Arab-Muslim di Doha, Qatar, seperti dilansir Arab News hanya bisa mengeluarkan kecaman saja.

Mereka tidak melakukan tindakan besar apa pun yang menargetkan Israel, dan hanya mengedepankan tantangan dalam memberikan tekanan diplomatis untuk mengubah perilaku Israel dalam perang Israel-Hamas yang melelahkan.

Rubio dengan enteng juga berbicara kepada wartawan sebelum keberangkatannya, mengisyaratkan bahwa serangan terhadap Kota Gaza telah dimulai.

"Kami rasa waktu kami sangat singkat untuk mencapai kesepakatan," kata Rubio. "Waktu kita tidak lagi berbulan-bulan, mungkin hanya beberapa hari, bahkan mungkin beberapa minggu, jadi ini momen kunci  momen yang penting," kata Rubioagi.

"Preferensi kami, pilihan utama kami, adalah agar ini berakhir melalui penyelesaian yang dinegosiasikan," tambahnya, sembari mengakui bahaya yang ditimbulkan oleh kampanye militer yang semakin intensif terhadap Gaza.

"Satu-satunya hal yang lebih buruk daripada perang adalah perang yang berlarut-larut dan tak berkesudahan," ujar Rubio. "Pada suatu titik, ini harus berakhir. Pada suatu titik, Hamas harus dijinakkan, dan kami berharap itu bisa terjadi melalui negosiasi. Tapi sayangnya, saya pikir waktunya sudah hampir habis," kata dia lagi.

Serangan Meningkat

Setelah berminggu-minggu mengancam perluasan operasi militer Israel di Kota Gaza, Menteri Pertahanan Israel,  Israel Katz memberi sinyal bahwa operasi itu telah dimulai.

"Gaza sedang terbakar," ujarnya Selasa pagi. "(Militer Israel) menyerang infrastruktur teroris dengan tangan besi, dan para prajurit bertempur dengan heroik untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan pembebasan para sandera dan kekalahan Hamas. Kami tidak akan menyerah dan tidak akan mundur sampai misi ini selesai," katanya.

“Malam yang sangat sulit di Gaza,” kata Dr. Mohamed Abu Selmiyah, direktur Rumah Sakit Shifa.

"Pengeboman itu tidak berhenti sedetik pun," katanya. "Masih ada mayat-mayat di bawah reruntuhan," tambahnya.

Militer Israel tidak menanggapi permintaan komentar langsung mengenai serangan itu tetapi dalihnya seperti sebelum sebelumnya dengan menuduh Hamas membangun infrastruktur militer di dalam wilayah sipil, terutama di Kota Gaza.

Keluarga sandera memohon Netanyahu untuk menghentikan operasi

Semalam, keluarga para sandera yang masih ditawan di Gaza berkumpul di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, memohon kepadanya untuk menghentikan operasi di Kota Gaza.

Beberapa orang mendirikan tenda dan tidur di luar rumahnya sebagai bentuk protes.

"Saya punya satu kepentingan agar negara ini bangkit dan memulangkan anak saya beserta 47 sandera lainnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dan memulangkan tentara kami," teriak Einav Zangauker, yang putranya, Matan, ditahan di Gaza.

"Jika dia tidak berhenti dan mengirimkan prajurit kita yang berharga, berani, dan heroik untuk bertempur sementara para sandera kita digunakan sebagai tameng manusia dia bukanlah perdana menteri yang layak," ujar Zangauker.

Israel yakin sekitar 20 dari 48 sandera yang masih ditahan militan di Gaza, termasuk Matan, masih hidup.

Baik Netanyahu maupun Rubio mengatakan pada hari Senin bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik di Gaza adalah melalui penghapusan Hamas dan pembebasan para sandera.

Para pejabat yang sedang haus darah itu mengesampingkan seruan untuk gencatan senjata sementara demi mengakhiri konflik dengan segera.

Hamas mengatakan pihaknya hanya akan membebaskan sandera yang tersisa dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata abadi, dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Perang di Gaza dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil dan menculik 251 orang. Sebagian besar sandera telah dibebaskan melalui gencatan senjata yang ditengahi sebagian oleh Qatar atau kesepakatan lainnya.

Israel membalas dengan membunuh sedikitnya 64.871 warga Palestina yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Pembantaian itu masih terus berlanjut sampai sekarang.

Bahkan mulai Selasa (16/9/2025) hari ini, serangan Israel semakin diperluas di kota Gaza dengan mengerahkan dua divisi militernya dan masih akan ditambah satu divisi lagi. Sayangnya tidak satupun negara di dunia ini yang bisa menghentikan kekejian Israel yang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat itu. Adanya hanya kecaman, sementara nyawa warga Palestina terus dipertaruhkan. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.