TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Agama (Kemenag) adalah sebuah tugas yang sangat mulia dan harus bertanggung jawab.
“Menjadi ASN Kementerian Agama (Kemenag) itu sangat mulia. Karena kita tidak hanya terikat oleh aturan formal, tetapi juga oleh posisi kita sebagai pelayan masyarakat dan menjaga moral bangsa,” ucap Menag Nasaruddin Umar pada Pembukaan Pelatihan Dasar CPNS dan Orientasi PPPK Kemenag 2025 di Jakarta, Senin (14/7/2025).
Menag mengatakan masyarakat memiliki ekspetasi tinggi terhadap ASN Kemenag yang dianggap sebagai sosok tidak tercela layaknya malaikat. “Masyarakat membayangkannya seperti malaikat yang tidak boleh berbuat salah. Padahal kita adalah manusia biasa, dan inilah PR yang paling berat,” kata Menag Nasaruddin Umar.
Menag menilai bahwa ASN Kementerian Agama tidak cukup hanya menjalankan nilai-nilai ASN pada moto “BerAKHLAK” (Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Menag menekankan perlunya nilai tambahan yang ia sebut sebagai “ISTIQAMAH” sebagai panduan moral ASN Kemenag.
“ISTIQAMAH ini punya makna luas: I-nya Ikhlas, S-nya Sabar, T-nya Tawadhu, I-nya Istiqomah, Q-nya Qanaah, A-nya Amanah, M-nya Mutawasit (moderat), A-nya Adab, dan H-nya Al-Hilm,” jelasnya. Menag menjelaskan bahwa Al-Hilm adalah sifat Tuhan yang menunjukkan keceriaan dan keteduhan dalam segala situasi. Sifat ini yang harus diteladani ASN Kemenag dalam melayani umat beragama dan bangsa,” sebutnya.
Menag juga menyoroti beban kerja ASN Kementerian Agama yang menurutnya tidak hanya berlaku pada jam kantor, tapi sepanjang waktu. Karena selain harus menaati aturan kantor, mereka juga harus menjadi teladan di kalangan masyarakat. “Oleh karena itu kita tidak bisa jadi malaikat, tapi minimal jangan menjadi iblis,” ungkapnya.
Terakhir, Menag menekankan pentingnya membangun tim yang solid. Menurut Menag, yang dibutuhkan Kementerian Agama bukanlah sosok “Superman” melainkan “Super Team” yang bekerja secara sinergis.
“Energi itu lahir dari sinergi. Tidak ada energi tanpa sinergi. Jadi mari kita buktikan bahwa dengan hadirnya ASN baru, Kementerian Agama bisa semakin melejit ke depan,” pungkasnya.
Berbicara Lewat Karya
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Prof. Zudan Arif Fakrulloh mengatakan masyarakat menunggu karya dan inovasi dari ASN Kementerian Agama. Ini menjadi momentum untuk menunjukkan budaya kerja yang berintegritas, akuntabel, serta berdampak langsung pada masyarakat.
“Pelatihan ini bukan sekadar formalitas. Inilah saatnya kita, sebagai ASN, menyuarakan dedikasi kita, bukan lewat retorika, tapi lewat karya dan inovasi yang dirasakan langsung oleh umat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kepala BKN Zudan juga menekankan pentingnya semangat BerAKHLAK, khususnya nilai akuntabilitas, dalam setiap pekerjaan ASN. Ia mengingatkan bahwa media sosial dapat menjadi sahabat produktif untuk menyuarakan keberhasilan kerja dan memberikan harapan pada masyarakat.
“Pekerjaan Kemenag sangat besar. Jangan sampai pekerjaannya besar, tapi beritanya sedikit. Semua ASN perlu bersuara. Ceritakan capaian kita agar masyarakat optimis bahwa bangsa ini terus maju,” pesannya.
Ia menutup sambutan dengan ajakan sederhana namun mendalam untuk mencintai ASN, memudahkan karier mereka, memberi insentif, dan membangun ekosistem kerja yang mendukung pertumbuhan profesional.
“Ubah hal-hal kecil. Cintai ASN-mu, sayangi, beri insentif, mudahkan kariernya. Karena merekalah wajah negara yang hadir pertama di tengah masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menerangkan kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) ini merupakan program wajib bagi mereka yang telah dinyatakan lulus seleksi CPNS dan PPPK sebagai bentuk pembekalan awal sebelum menjalankan tugas sebagai abdi negara.
"Menjadi ASN bukan sekedar profesi tetapi Amanah di Pundak untuk melayani umat dengan semangat yang tinggi dalam menjalankan tugas negara layanan dengan hati tulus, penuh cinta, responsif terhadap kebutuhan umat dan perubahan zaman dan integritas tanpa kompromi,” imbuhnya.
Total peserta kegiatan ini mencapai 48.676 orang, terdiri dari 17.221 CPNS (260 peserta klasikal dan 16.961 secara daring) dan 31.455 PPPK yang seluruhnya mengikuti pelatihan secara daring. Para peserta ini berkumpul di titik-titik lokasi pelatihan yang tersebar di kantor Kemenag pusat, provinsi, kabupaten atau kota, Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), Balai maupn Loka Diklat Keagamaan, dan Asrama Haji.
Kegiatan Latsar CPNS dimulai sejak tanggal 16 Juni 2025 dan dilaksanakan dengan metode Blended Learning melalui platform MOOC, yang menggabungkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus. Kemudian, pembelajaran akan dilanjutan pada sesi klasikal selama tiga hari di Balai atau Loka Diklat Keagamaan.
Sedangkan Orientasi PPPK akan berlangsung dari 18 Agustus hingga 10 Oktober 2025. Pembelajaran ini sepenuhnya dilakukan secara daring melalui MOOC dan mencakup 20 jam pelajaran yang terbagi dalam delapan sesi.
Menutup arahannya Kepala BMBPSDM memberikan pesan bahwa penghargaan tertinggi bagi seorang abdi negara bukan diukur dari apa yang diterima, tetapi dari sejauh mana ia mampu berkembang dan memberi dampak positif bagi agama, bangsa, dan negara.
"Kerja Cerdas, Kerja Keras, Kerja Tuntas adalah ciri khas ASN Kementerian Agama," tegasnya.
Kaban berharap pelatihan ini dapat melahirkan ASN yang tidak hanya kompeten dan berwawasan kebangsaan, tetapi juga berakhlak dan mampu menjawab tantangan zaman secara adaptif dan kolaboratif. (*)
Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
Editor | : Imadudin Muhammad |