TIMES JAKARTA, JAKARTA – Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang menyebabkan kelemahan otot yang fluktuatif. Seringkali, gejala awal seperti kelopak mata turun, pandangan ganda, suara sengau, dan kesulitan menelan diabaikan karena dianggap kelelahan biasa atau stres. Padahal, penundaan diagnosis dapat berakibat fatal.
Dokter Spesialis Saraf RSCM, dr. Ahmad Yanuar Safri, SpS(K), dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (14/7/2025), menegaskan bahwa Myasthenia Gravis berpotensi menyebabkan kematian dan penurunan produktivitas. Oleh karena itu, penanganan yang tepat sangat dibutuhkan.
"Selain berisiko tinggi menyebabkan kematian, kondisi ini juga dapat mengurangi produktivitas kerja, membatasi interaksi sosial, dan pada akhirnya menimbulkan dampak negatif baik secara ekonomi maupun sosial bagi pasien, keluarga, dan sistem kesehatan secara keseluruhan," jelas dr. Yanuar.
Untuk itu, menurutnya, ketersediaan dan akses terhadap pengobatan yang tepat, konsisten, dan terjangkau menjadi sangat vital agar pasien MG dapat menjaga kualitas hidup mereka.
Waspada, Jangan Anggap Remeh!
Dokter Spesialis Saraf RS Brawijaya Saharjo, dr. Zicky Yombana, Sp. S, menambahkan bahwa masyarakat masih sering mengabaikan tanda-tanda seperti kelopak mata sering turun atau suara tiba-tiba serak, menganggapnya hanya kelelahan biasa akibat pekerjaan. Ironisnya, di era digital ini, banyak orang terjebak dalam "Jebakan Dr. Google", mencoba mendiagnosis diri sendiri dan menunda konsultasi medis yang sebenarnya sangat penting.
"Sebagai seorang dokter dan juga pasien, saya sangat memahami betapa krusialnya deteksi dini. Jika Anda mengalami kelemahan otot yang datang dan pergi, jangan tunda lagi untuk segera berkonsultasi dengan dokter saraf. Itu adalah langkah kunci untuk mencegah komplikasi serius seperti krisis miastenik dan memungkinkan Anda untuk kembali menjalani hidup secara produktif," ujar dr. Zicky.
Melihat urgensi ini, Presiden Direktur Menarini Indonesia, Idham Hamzah, mengajak semua pihak terkait untuk bekerja sama meningkatkan kesadaran akan Myasthenia Gravis. Hal ini diharapkan dapat mempercepat diagnosis dan memastikan keberlanjutan terapi yang tepat bagi para penderita. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Myasthenia Gravis, Kenali Gejalanya Hindari Risiko Kematian
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |