TIMES JAKARTA, JAKARTA – Hizbullah masih memiliki banyak skenario, meski ditinggal pemimpinnya, Hassan Nasrallah yang tewas dihujani bom 85 ton oleh Israel.

Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem dilansir Mehr News Agency mengatakan, bahwa pasukan Gerakan Perlawanan bahkan siap menghadapi skenario apa pun dan sepenuhnya siap menghadapi kemungkinan serangan darat Israel.

Syekh Naim Qassem menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan pidato melalui Al Manar pada, Senin (30/9/2024) siang tadi.

"Kita telah kehilangan seorang saudara, ayah, dan pemimpin besar," kata Sheikh Naim Qassem, merujuk pada pembunuhan Israel terhadap mendiang pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Sekretaris Jenderal gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran kota Beirut, Jumat (27/9/2024).

Ia mengatakan, bahwa Hassan Nasrallah adalah pemimpin barisan pejuang bebas. "Prioritas utamanya adalah Palestina dan Al-Quds," tambahnya.

"Yakinlah bahwa pemimpin besar kita selalu ada di antara kita," tegasnya.

"Entitas Zionis melakukan pembantaian di seluruh Lebanon. Israel berkhayal ketika mengira bahwa pembantaian brutal dan dukungan internasional akan membantu mencapai tujuannya," katanya lagi.

"Meskipun kehilangan pemimpin kami dan pengorbanannya yang besar, kami tidak akan bergeming sedikit pun dari pendirian kami," tegas Qassem.

Ia menggarisbawahi bahwa Perlawanan Islam Hizbullah akan terus berjalan menghadapi musuh Israel dalam mendukung Gaza Palestina dan  membela Lebanon beserta rakyatnya.

Mengutip fakta bahwa Israel tidak mampu menyamai kemampuan militer Hizbullah, ia menegaskan bahwa klaim Zionis dalam hal ini hanyalah mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.

Di tempat lain, Qassem menyatakan bahwa Hizbullah akan memilih Sekretaris Jenderal baru sesegera mungkin.

"Setelah Sayyed Nasrallah syahid, Ma'ale Adumim menjadi sasaran dan jutaan pemukim Israel di Haifa mengungsi ke tempat perlindungan," katanya menambahkan.

"Apa yang kami lakukan sekarang adalah hal minimum sebagai bagian dari rencana kami untuk memenangkan pertempuran," tambahnya.

"Kami tahu pertempuran ini mungkin akan berlangsung lama, semua opsi tersedia dan kami siap untuk semua skenario itu," kata Qassem lagi. (*)