https://jakarta.times.co.id/
Berita

1000 Tentara Korut Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Ada Narapidana yang Dikirim

Minggu, 29 Desember 2024 - 12:24
1000 Tentara Korut Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Ada Narapidana yang Dikirim Gambar yang diambil dari video yang dirilis oleh militer Ukraina ini menunjukkan seorang tentara Korea Utara yang diduga diserang oleh pasukan Ukraina di wilayah garis depan Rusia di Kursk. (FOTO: The Korea Times/Yonhap).

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, lebih dari 1000 dari 3000 tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia, tewas saat berperang melawan pasukan Ukraina.

Tentara Korea Utara yang dikirim pemimpinnya Kim Jong-un ke Rusia itu ditempatkan di garis depan pasukan Rusia.

"Menurut data awal, jumlah tentara Korea Utara yang tewas dan terluka di wilayah Kursk sudah melebihi 3.000 orang," kata Presiden Ukraina.

Sementara itu itu intelijen Korea Selatan menyebutkan jumlah korban tewas dan luka Korea Utara mencapai 1.100 orang, dan mengatakan Korea Utara tengah bersiap untuk mengirim lebih banyak pasukan.

Korea Utara mengirim 11.000 pasukan untuk bertempur di wilayah Rusia Kursk, yang diserbu balik oleh Ukraina pada bulan Agustus.

Buku Harian Tentara Korut

Sementara itu, Sabtu kemarin, militer Ukraina, menemukan buku harian dari seorang prajurit Korea Utara yang tewas dalam pertempuran di wilayah garis depan barat Rusia, Kursk.

Pasukan operasi khusus Ukraina mengatakan, buku harian itu milik Jeong Kyeong-hong, yang setara dengan prajurit berdasarkan sistem pangkat militer Korea Selatan.

Begini bunyi buku harian itu:

"Kejahatan yang saya lakukan tidak bisa dimaafkan, tetapi tanah air saya memberi saya kesempatan baru dalam hidup," tulis Jeong.

Jeong menulis, bahwa ia mengkhianati partai berkuasa di Korea Utara setelah diberi kesempatan untuk dipromosikan menjadi sersan mayor peleton.

"Kalau kita menang di sini dan pulang ke tanah air, saya akan buat petisi ke partai induk," imbuhnya tanpa menjelaskan lebih lanjut isi petisi itu.

Dari buku harian itu terungkap, bahwa Korea Utara kemungkinan besar mengirimkan sejumlah narapidana diantara pasukan yang dikerahkannya ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina.

Diduga para narapidana itu dijanjikan akan diberi pengampunan setelah mereka kembali.

"Dalam operasi ini, saya akan berlari di garis depan dan mengikuti perintah panglima tertinggi tanpa syarat dan tuntas, bahkan jika saya harus mengorbankan nyawa saya," tulis Jeong.

Dari begitu cepat banyaknya pasukan Korea Utara yang tewas di Medan tempur di perbatasan Rusia-Ukraina,   tampaknya mereka tidak terlatih dalam menghadapi pesawat nirawak Ukraina, yang mengakibatkan banyak korban.

Dalam satu kejadian, operator pesawat nirawak Ukraina merekam bagaimana seorang tentara Korea Utara secara tidak sengaja menembak rekannya sendiri saat mereka mencoba menembak jatuh pesawat nirawak yang merekam mereka.

Mereka mungkin mencoba melaksanakan taktik yang dijelaskan dalam buku catatan yang ditemukan dari tubuh seorang tentara Korea Utarai itu.

"Saat mendeteksi drone, anda perlu membuat trio, dimana orang yang memancing drone menjaga jarak tujuh meter, dan mereka yang menembaknya, 10-12 meter,” tulis buku harian Jeong itu.

"Jika orang yang memancing diam, drone juga akan menghentikan gerakannya. Pada saat ini, orang yang menembak akan menghabisi drone," tulisnya kemudian.

Sementara itu pasukan Operasi Khusus Ukraina mengatakan di Telegram, bahwa resimen ke-8 mereka telah menewaskan 77 warga Korea Utara di Kursk dan melukai 40 orang selama tiga hari, tanpa menyebutkan lokasinya.

Sebuah kolase video yang dirilis oleh resimen tersebut memperlihatkan pesawat tanpa awak (drone) yang bergerak mendekati pasukan musuh.

Sinyal mereka kemudian terputus pada jarak dekat, yang menunjukkan saat ketika pesawat tanpa awak tersebut meledak.

Dikabarkan, Presiden Rusia Vladimir Putin merasa malu dengan perebutan wilayah Rusia yang pertama sejak Perang Dunia II dan awalnya berjanji akan mengusir pasukan Ukraina pada tanggal 1 Oktober.

Menjelang batas waktu, juru bicaranya mengubah posisi Kremlin, dengan mengatakan pasukan Ukraina akan diusir "pada waktu yang tepat".

Putin menegaskan ketidakjelasan itu dalam konferensi pers tahunan pada tanggal 19 Desember lalu.

"Saya tidak bisa dan tidak ingin menyebutkan tanggal tertentu kapan mereka akan diusir," kata Putin.

Beberapa analis berpendapat hal ini mengindikasikan ada perubahan prioritas Kremlin, tetapi Rusia juga tampaknya melakukan upaya bersama untuk meningkatkan taktiknya pada Malam Natal.

Seorang sersan Ukraina yang bertempur di Kursk, Oleg Chaus mengatakan, selama bulan lalu serangan Rusia bersifat "kacau" dan "tidak terorganisir", tiga unit menyerang secara terorganisir dan dengan dukungan udara pada tanggal 24 Desember.

“Semua prajurit dari ketiga kelompok ini memiliki amunisi berkualitas sangat tinggi. Masing-masing dari mereka memiliki peluncur granat sekali pakai, perangkat penglihatan malam, dan ransel serbu kecil," tambah sersan Brigade Mekanik Berat ke-17 Ukraina itu.

"Jika salah satu dari ketiga kelompok itu tidak hancur, mereka akan terus bergerak," tambahnya.

Ada dugaan unit-unit ini termasuk ada pasukan Korea Utara di dalamnya yang diduga pula ada para narapidananya. Hingga kini lebih dari 3000 tentara Korea Utara tewas dan terluka dalam perangnya Rusia-Ukraina. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.