https://jakarta.times.co.id/
Berita

Warning IDF Tak Digubris, Usulan Netanyahu Kuasai Gaza Disetujui Kabinet Keamanan

Jumat, 08 Agustus 2025 - 17:37
Warning IDF Tak Digubris, Usulan Netanyahu Kuasai Gaza Disetujui Kabinet Keamanan Suasana saat sidang kabinet keamanan Israel berlangsung sejak Kamis kemarin hingga Jumat hari ini (8/8/2025).(FOTO: Times of Israel)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Setelah pertemuan sejak Kamis hingga hari Jumat, kabinet keamanan Israel menyetujui usulan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk mengambil alih kota Gaza secara keseluruhan.

Keputusan kabinet itu juga menyatakan, kepada sekitar 1 juta warga Palestina diberi waktu dua bulan hingga 7 Oktober 2025 bertepatan dengan peringatan dua tahun serangan Hamas terhadap Israel, untuk mengungsi dari Kota Gaza.

Setelah itu Israel akan melaksanakan penyerbuan besar-besaran terhadap kota Gaza yang diyakini sebagai basis pejuang Hamas.

Para menteri juga mengesahkan lima prinsip yang harus dipenuhi agar perang berakhir, yakni pelucutan senjata Hamas, pengembalian semua sandera, demiliterisasi Gaza, kontrol keamanan Israel yang berkelanjutan di Gaza, dan pemerintahan sipil pascaperang yang mengecualikan Hamas dan Otoritas Palestina.

Warning dari Kepala IDF (Pasukan Pertahanan Israel), Letnan Jendral Eyal Zamir tak digubris. Sebelumnya Zamir telah berulang kali menyatakan, operasi tersebut membahayakan nyawa para sandera yang tersisa selain berpotensi memicu bencana kemanusiaan.

Zamir telah berulang kali berselisih dengan kabinet keamanan dalam beberapa hari terakhir, terutama mengenai usulan Gaza.

Tetapi kabinet keamanan Israel menentang peringatan IDF itu, dan menyetujui usulan Benjamin Netanyahu untuk menyerbu dan menguasai kota Gaza.

Kantor perdana menteri juga mengeluarkan pengumuman yakni mengabaikan peringatan dari Pasukan Pertahanan Israel.

Meski demikian persetujuan usulan yang diadopsi dari Netanyahu itu tetap dibatasi daripada niat yang dinyatakan Netanyahu secara publik.

Sebelumnya pada hari Kamis, Netanyahu membantah Israel memiliki niat untuk mengendalikan Gaza secara permanen di seluruh wilayahnya.

"Kami tidak ingin mempertahankannya. Kami ingin memiliki perimeter keamanan," ujarnya kepada Fox News sebelum sidang kabinet keamanan.

"Kami tidak ingin mengaturnya. Kami tidak ingin berada di sana sebagai badan pemerintahan."

Ia mengatakan bahwa Israel bermaksud menyerahkan Jalur Gaza kepada koalisi pasukan Arab yang akan memerintahnya.

Netanyahu menegaskan bahwa pengambilalihan penuh Gaza diperlukan untuk melenyapkan Hamas.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengecam pernyataan Netanyahu tentang kendali militer penuh atas Gaza, menyebutnya sebagai "kudeta" sementara negosiasi gencatan senjata yang goyah terus berlanjut.

Osama Hamdan, seorang pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan, bahwa gerakan tersebut akan memperlakukan kekuatan apa pun yang dibentuk berdasarkan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai kekuatan pendudukan yang terkait dengan Israel.

Hamdan menekankan bahwa pernyataan Netanyahu, karena ia dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional, mengungkapkan ketidakmampuannya untuk menghadapi perlawanan, dan pengumumannya tentang pasukan Arab akan menjerumuskan kawasan tersebut ke dalam kebuntuan baru.

Israel menyatakan saat ini telah menguasai 75 persen wilayah Jalur Gaza, sementara IDF sebagian besar menghindari memasuki 25% sisanya, yang sebagian besar adalah Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah, karena keyakinan bahwa sebagian besar sandera ditahan di sana.

Ada sekitar 2 juta warga Gaza yang saat ini berada di wilayah Jalur Gaza yang tidak dikuasai IDF.

Hamas mengancam akan mengeksekusi sandera jika pasukannya mendeteksi pasukan Israel mendekat.

Para penculik Hamas telah membunuh enam sandera Israel di Rafah, di Gaza selatan, Agustus lalu, ketika pasukan IDF secara tidak sengaja mendekati terowongan tempat mereka ditahan.

Beberapa orang berspekulasi setelah keputusan kabinet diumumkan kemungkinan pembicaraan sebelumnya mengenai operasi berskala lebih besar merupakan taktik tekanan yang ditujukan untuk membujuk Hamas agar kembali ke meja perundingan sesuai persyaratan Israel.

Sekitar 800.000 warga Palestina banyak di antaranya telah mengungsi beberapa kali selama perang 22 bulan, saat ini tinggal di Kota Gaza, di Gaza utara.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada The Times of Israel News bahwa rencana yang disetujui kabinet keamanan akan mengevakuasi warga sipil yang berada di wilayah kota Gaza tersebut ke selatan. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.