TIMES JAKARTA, JAKARTA – Di tengah ketegangan di Ukraina, negara-negara Baltik menyerukan penambahan pasukan NATO untuk menghadang Rusia, dan Ukraina juga minta kepada Amerika Serikat untuk menempatkan rudal anti-balistik THAAD di dekat Kharkov di wilayah Ukraina.
THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) AS adalah sistem rudal antibalistik Angkatan Darat Amerika Serikat yang dirancang untuk menembak jatuh rudal jarak dekat, sedang, dan menengah dalam fase terminalnya dengan menggunakan pendekatan mencegat rudal musuh dengan tembakan langsung (hit-to-kill).
Menurut kantor berita Rusia, TASS, Ukraina telah meminta beberapa batalyon pertahanan rudal anti-balistik THAAD dari AS itu dikerahkan di dekat Kharkov di wilayah Ukraina.
Ukraina, Kamis hari ini juga memulai latihan militer yang diumumkan sebelumnya setelah Rusia juga latihan militer Belarusia.
Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan latihan militernya akan berlangsung hingga 20 Februari 2022 menggunakan drone Bayraktar, rudal anti-tank Javelin, dan NLAW.
Menyusul pencaplokan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, NATO juga terus meningkatkan kehadiran batalyon multinasional ke Polandia dan Baltik.
Dengan ketegangan yang tinggi di wilayah tersebut, tentara Estonia juga terlihat bersembunyi di hutan untuk bersiap melakukan penyergapan terhadap tank yang sedang bermanuver di dataran bersalju di dekatnya.
Provokasi
Permintaan Ukraina itu dikecam Rusia karena dinilai sebagai provokasi.
Permintaan penempatan THAAD itu akan menghasilkan kemunduran bagi upaya untuk meredakan krisis di Ukraina yang sedang berlangsung antara Moskow dan Barat.
Wakil Menlu Rusia, Sergei Ryabkov membuat pernyataan itu pada hari Rabu, setelah media Rusia melaporkan bahwa Kiev telah meminta AS mengerahkan beberapa batalyon sistem pertahanan rudal anti-balistik THAAD AS di dekat Kharkov.
Dikutip dari kantor berita negara, RIA, Ryabkov mengatakan, jika Washington secara serius mempertimbangkan pasokan semacam itu, itu akan mengurangi kemungkinan resolusi diplomatik politik untuk kebuntuan atas Ukraina.
THAAD dibangun dan diintegrasikan oleh Lockheed Martin, pembuat senjata terbesar di Amerika.
Senjata canggih ini dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek, menengah, dan jauh menggunakan radar deteksi canggih yang dirancang oleh Raytheon, pembuat senjata AS lainnya.
Secara terpisah, Alexander Pankin, wakil menteri luar negeri Rusia lainnya, mengatakan Rusia telah meminta Amerika Serikat “untuk menghindari kebodohan” dan tidak memperburuk situasi lebih lanjut, saat ia membahas laporan tentang kemungkinan pengiriman sistem THAAD ke Ukraina.
"Kami masih menyerukan kepada rekan-rekan Amerika kami, dengan siapa kami berdialog di berbagai tingkatan, termasuk tingkat tertinggi, untuk tidak melakukan hal-hal bodoh, untuk berperilaku hati-hati, tidak menggunakan situasi untuk membawanya semakin jauh ke jalan buntu, dari mana akan sulit untuk menemukan jalan keluar. Kami akan menggunakan metode diplomatik lebih lanjut di pihak kami," kata Pankin dalam diskusi meja bundar di forum Valdai, Rabu.
Pankin juga mengatakan, Moskow berharap ketegangan atas Ukraina serta tuntutan keamanan Rusia dari Barat akan diselesaikan secara diplomatis.
Perkembangan terakhir terjadi di tengah laporan negara-negara Barat yang mengerahkan pasukan tambahan dan perangkat keras militer ke Eropa Timur sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat penumpukan militer NATO di kawasan itu terhadap dugaan ancaman Rusia menginvasi Ukraina. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |