TIMES JAKARTA, JAKARTA – Busana karya perancang fesyen Indonesia hadir di ajang bergengsi Front Row Paris pada 7 September 2024.
12 busana yang ditampilkan adalah karya tiga siswi berbakat dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia—Marsya Septiani Putri (SMKN 6 Padang), Atikah Rahmadhani (SMKN 1 Kendal), dan Alifah Nailah Salsabila (SMKN 8 Makassar).
Dr. Nahdiana, S.Pd., M.Pd, Plt. Kepala BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata, yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek RI, pemilihan SMKN 8 Makassar, SMKN 6 Padang, dan SMKN 1 Kendal sebagai wakil Indonesia merupakan bukti bahwa sekolah-sekolah ini adalah yang terbaik di antara SMK unggulan lainnya di Indonesia.
Keterlibatan ketiga SMK ini di Front Row Paris menunjukkan sinergi nyata antara dunia pendidikan vokasi dan industri fesyen.
Acara ini, yang diinisiasi oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC), memberikan ruang bagi siswa-siswa dari institusi pendidikan mode untuk menunjukkan kompetensi mereka dan bersaing di pasar fesyen internasional.
Marsya mengungkapkan rasa gembira yang luar biasa saat ditemui usai konferensi pers di Jakarta pada 23 Agustus lalu. "Kadang masih terasa seperti mimpi bahwa kami akan pergi ke Paris," katanya.
Ketiganya pertama kali dipertemukan oleh BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata untuk membahas koleksi yang akan mereka tampilkan di Paris. Mereka sepakat memberi nama koleksi mereka "Dwipantara," yang mencerminkan keberagaman asal mereka dari tiga pulau berbeda di Indonesia.
Alifah menjelaskan bahwa proses pembuatan koleksi berjalan lancar, dengan setiap pakaian diselesaikan dalam waktu sekitar tiga hari. "Kami berhasil menyelesaikan 12 tampilan dalam waktu dua minggu, dan sekarang koleksi kami sudah siap dipamerkan," ujarnya.
Koleksi mereka terdiri dari pakaian ready-to-wear yang berkonsep simply chic, dipadukan dengan wastra tradisional dari daerah asal masing-masing. Atikah mengaplikasikan lurik dan kain ecoprint dari Kendal, Marsya menggunakan songket Silungkang dari Padang, dan Alifah memilih kain Sarita khas Toraja dari Makassar.
"Dalam memilih warna, kami fokus pada warna-warna netral yang digemari anak muda, seperti earth tone, sesuai dengan tren fesyen Resilience 2024-2025," tambah Atikah.
Ali Charisma, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber, memuji keterampilan ketiga siswi ini dalam menciptakan karya yang tidak hanya indah tetapi juga memiliki nilai jual di pasar.
"Mereka sudah memiliki skill menjahit yang bagus dan paham apa yang diinginkan oleh generasi mereka," jelas Ali. Ia juga menekankan bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh para siswi ini mampu menjangkau pasar dengan harga yang lebih terjangkau.
IFC terus memberikan pendampingan kepada Marsya, Atikah, dan Alifah agar karya mereka semakin berkualitas dan kreatif, sejalan dengan misi IFC untuk membekali siswi SMK dengan pengetahuan yang mendalam tentang bisnis fesyen dan kemampuan menghasilkan produk yang kompetitif. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Busana Karya Siswi SMK Indonesia Tampil di Front Row Paris 2024
Pewarta | : Valentina Kusmila Putri (MG) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |