TIMES JAKARTA, JAKARTA – Krisis kemanusiaan yang berlangsung di Palestina akibat serangan Israel telah menggugah perhatian dan solidaritas internasional, termasuk dari KAHMI Eropa. Organisasi dengan nama panjang Korps Alumni HMI ini menyuarakan dukungan penuh kepada Palestina dalam upaya mendapatkan pengakuan sebagai negara berdaulat.
Awal tahun 2024, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah korban jiwa akibat serangan Israel mencapai 31.045 orang, termasuk anak-anak. Insiden terbaru di Rafah meningkatkan kecaman internasional terhadap Presiden Israel Benjamin Netanyahu, yang kini menghadapi tuntutan penangkapan oleh Jaksa ICC (International Criminal Court) sejak 20 Mei 2024.
Serangan yang terus-menerus dan kekerasan yang dialami oleh warga Palestina telah menggerakkan berbagai negara untuk memberikan dukungan mereka. Di Eropa, Irlandia, Spanyol, dan Norwegia baru-baru ini mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Bahkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kesiapan Prancis untuk mengakui Palestina, meskipun Prancis dikenal sebagai sekutu dekat Israel.
Ketua Umum KAHMI Eropa, Choirul Anam, PhD, menyatakan bahwa dukungan untuk pengakuan Palestina sebagai negara merdeka sangat penting dan mendesak seluruh negara Eropa untuk mengikuti langkah tersebut.
"Saya melihat, serangan Israel yang terus-menerus dan melanggar Konvensi PBB 1948 tentang Genosida telah membuka mata para pemimpin dunia, khususnya di Eropa, untuk memberikan hak kemerdekaan kepada Palestina sebagai negara berdaulat," ujar Anam, yang memperoleh gelar PhD dari Charles University, Praha.
Anam menambahkan bahwa diskusi dengan rekan-rekan PhD di kelasnya, yang sebagian besar adalah mahasiswa Eropa, menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap agresi Israel.
KAHMI Eropa juga menekankan bahwa masyarakat Eropa memiliki pandangan yang realistis dan didorong oleh nilai-nilai kemanusiaan. Meskipun isu Islamofobia cukup kuat di Eropa, keberpihakan mereka terhadap Palestina lebih didasari oleh rasa kemanusiaan, terutama melihat tingginya jumlah korban anak-anak, serta serangan terhadap rumah sakit dan tempat pengungsian yang dilakukan oleh Israel.
"Kami mendesak seluruh pimpinan negara-negara Eropa untuk mengakui kemerdekaan Palestina demi kemanusiaan dan keadilan bagi rakyat Palestina dalam menentukan nasib mereka sendiri, serta agar mereka dapat hidup berdampingan seperti negara-negara merdeka lainnya," pungkas Anam.
Dukungan dari KAHMI Eropa ini mencerminkan meningkatnya kesadaran global mengenai pentingnya hak asasi manusia dan kedaulatan negara Palestina. Pengakuan internasional ini diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam mengakhiri konflik dan menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Dengan semakin banyaknya negara Eropa yang mengakui Palestina, diharapkan tekanan internasional terhadap Israel akan meningkat, memaksa perubahan kebijakan dan menghentikan kekerasan yang telah menelan begitu banyak korban jiwa. Solidaritas yang ditunjukkan oleh KAHMI Eropa dan negara-negara lainnya menjadi bukti bahwa upaya untuk mencapai perdamaian dan keadilan tidak akan pernah berhenti.
Solidaritas KAHMI Eropa memberikan harapan baru bagi rakyat Palestina untuk hidup dalam kedamaian dan kemerdekaan. Dukungan global terhadap pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat merupakan langkah penting menuju terciptanya stabilitas dan kesejahteraan di wilayah yang telah lama dilanda konflik. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: KAHMI Eropa Dukung Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |