TIMES JAKARTA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap peningkatan pendidikan, pelatihan, promosi, dan pengembangan karier ilustrator Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya regulasi dan perlindungan hukum bagi para seniman tanah air.
Hal ini disampaikan Ibas dalam audiensi dengan para ilustrator Indonesia bertajuk “Garis, Warna, dan Imajinasi: Dunia Ilustrator Kekinian”, yang digelar di Gedung MPR RI, Jakarta, Kamis (13/3/25).
Ibas mengungkapkan bahwa ilustrator Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari persaingan global yang ketat hingga perkembangan teknologi seperti NFT (Non-Fungible Token) dan Artificial Intelligence (AI).
“Dunia ilustrasi memiliki tantangan besar, termasuk persaingan global yang ketat. Banyak ilustrator, baik dalam negeri maupun internasional, yang menjadi pesaing sekaligus mitra kolaborasi,” ujar Ibas.
Selain itu, keterbatasan infrastruktur, akses internet, perangkat keras dan lunak, serta kurangnya pendidikan dan pelatihan kreatif juga menjadi masalah serius. “Kurangnya regulasi dan perlindungan hak cipta bagi seniman juga masih menjadi tantangan. Masih banyak kasus pembajakan dan plagiarisme yang merugikan para ilustrator,” tambahnya.
Ibas menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi tantangan tersebut:
-
Meningkatkan Akses Platform Digital: Dorongan untuk memanfaatkan platform seperti Instagram, Behance, Dribbble, dan Etsy agar ilustrator dapat memamerkan karya mereka ke pasar internasional.
-
Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan: Membuka lebih banyak sekolah seni dan kursus berbasis industri untuk meningkatkan keterampilan ilustrator.
-
Perlindungan Hak Cipta: Meningkatkan kesadaran tentang hak cipta, termasuk cara registrasi, kontrak kerja, dan perlindungan hukum.
-
Dukungan Komunitas dan Apresiasi: Membangun komunitas yang solid dan memberikan apresiasi terhadap karya seniman.
-
Pendanaan dan Insentif: Menyediakan pendanaan, insentif, dan sistem perpajakan yang mendukung perkembangan industri ilustrasi.
“Untuk UMKM, saat ini masih ada insentif pajak rendah sebesar 0,5% dengan omzet di bawah Rp500 juta. Ini bisa dimanfaatkan oleh ilustrator untuk berkembang,” jelas Ibas.
Harapan untuk Industri Ilustrasi Indonesia
Ibas berharap industri ilustrasi Indonesia dapat tumbuh seperti di negara-negara maju. “Di Amerika, pendapatan rata-rata ilustrator mencapai USD40.000 hingga USD70.000 per tahun. Di Jepang, industri manga dan anime telah sukses mendunia. Korea Selatan juga berhasil mengembangkan platform seperti Naver Webtoon dan KakaoPage,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa dengan kolaborasi dan dukungan yang tepat, ilustrator Indonesia dapat bersaing di kancah global. “Teruslah berkarya, saling menguatkan, dan menjaga warisan intelektual serta budaya bangsa dalam bingkai Kebhinekaan Tunggal Ika,” pesan Ibas.
Faza Ibnu Ubaidillah, pencipta komik terkenal ‘Si Juki’, turut menyampaikan aspirasinya. “Kreator semakin hebat dan mudah mengakses informasi. Namun, kami butuh dukungan pemerintah yang lebih optimal. Korea Selatan memiliki grand brand, sementara Indonesia masih perlu merumuskan rencana besar untuk industri kreatifnya,” ujarnya. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |