TIMES JAKARTA, SURABAYA – Dalam perjalanan pulang dari kejuaraan internasional di Bali, Klub Basket Flip Junior Palu singgah di Surabaya. Tujuan mereka sederhana  - ingin bertemu sosok inspiratif yang mereka kenal sebagai mama segala bangsa. Dialah Grace Evi Ekawati, Ketua Perbasi Jatim (Jawa Timur). 

Namun di luar ekspektasi, mereka justru disambut lebih dari sekadar tamu. Mereka diperlakukan layaknya keluarga.

“Kami hanya ingin bertemu mama Evy. Tapi yang kami terima sungguh di luar dugaan,” kata Roman, pelatih Flip Junior Palu.

"Kami diinapkan di hotel tanpa dipungut biaya sepeser pun. Seluruh akomodasi kami selama di Surabaya ditanggung penuh. Padahal sebelumnya kami tidak saling mengenal,” ujarnya.

Rombongan yang terdiri dari 25 orang, termasuk atlet dan ofisial, tak kuasa menyembunyikan rasa haru.

Di tengah jadwal padat, Grace Evi Ekawati atau akrab disapa mama Evy, bahkan rela menunda keberangkatannya ke Malang demi menyambut mereka.

“Beliau bilang mau berangkat siang tadi, tapi menunggu kami dulu. Baru setelah bertemu, beliau lanjut ke Malang. Kami terharu dan sangat berterima kasih. Semoga mama Evy diberi rezeki yang berlimpah,” ucap Roman,  Rabu, (2/7/2025).

Ungkapan senada disampaikan Himbran, pelatih klub Blitzs Touna yang turut serta.

“Dari Bali kami tidak langsung pulang ke Palu. Kami menyempatkan singgah di Surabaya hanya untuk bertemu mama Evy. Dan ternyata sambutannya begitu hangat. Ini jadi kenangan tak terlupakan,” ucapnya.

Flip Basketball Palu sendiri baru saja mencatatkan prestasi gemilang dalam ajang Discovery League 3×3 International Competition di Bali, yang berlangsung 25–29 Juni 2025. Sebanyak 16 atlet mereka berlaga di tiga kategori berbeda: KU-12, KU-14, dan Men Elite.

Tim KU-12 berhasil mengukir prestasi sebagai runner-up, dengan formasi pemain muda: Safana Rauf Labaso, Khalila Rauf Labaso, Aqeela Putri, dan Salwa Inaya.

Sementara dua tim KU-14, baik putra maupun putri, menunjukkan semangat luar biasa meski harus terhenti di fase grup.

Pada kategori Men Elite, Flip Basketball menurunkan empat pemain senior: Abdur Rauf, Roman, Himbran, dan Zulkifli Antu—mereka bertarung melawan tim-tim tangguh dari berbagai penjuru Indonesia.

“Turnamen ini bukan hanya soal kemenangan,” jelas Romansyah, pelatih utama Flip Basketball. Tapi tentang membentuk karakter, memperkuat mental, dan menambah jam terbang atlet muda. Mereka belajar banyak dari pertandingan ini.” jelasnya.

Dari semangat di lapangan Bali hingga sambutan hangat di Surabaya, Flip Basketball Palu telah melalui perjalanan yang bukan hanya tentang olahraga tapi juga tentang kemanusiaan, solidaritas, dan kebaikan hati yang melampaui batas daerah dan jabatan.

Bertamu dengan Semangat, Bukan Kemewahan

Ketua Perbasi Jawa Timur, Grace Evi Ekawati, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Perbasi Indonesia Zona Jawa, mengungkapkan rasa haru dan bangganya saat menerima rombongan klub basket dari Sulawesi Tengah.

Bagi Grace, keberanian mereka bukan sekadar perjalanan fisik, tapi bukti nyata tekad yang melampaui batas keterbatasan.

“Saya bangga sekali pada anak-anak basket dari Sulawesi Tengah. Mereka datang bukan dengan kemewahan, tapi dengan semangat dan keberanian,” ujarnya dengan mata berbinar.

“Mereka berani datang jauh-jauh ke Jawa Timur hanya untuk menemui saya, padahal belum tahu apakah akan diterima atau tidak. Tapi mereka tetap datang, tetap melangkah. Itu luar biasa.”

Bagi Grace, anak-anak basket dari mana pun mereka berasal, siapa pun latar belakangnya, tetap ia peluk dalam satu ruang yang sama: ruang kasih seorang ibu.

“Anak basket dari mana pun, siapa pun dia, saya anggap sebagai anak saya sendiri,” katanya tulus.

“Mereka tidak minta dimanjakan, mereka hanya butuh diberi ruang dan didukung. Dan kepada para pencinta basket di Sulawesi Tengah, saya mohon: jangan biarkan semangat mereka padam. Mereka hanya butuh tangan kita untuk terus menyala,” tutupnya. (*)